InfoSAWIT, TASHKENT – Indonesia dan Uzbekistan telah sepakat untuk menjalin perjanjian kerjasama bilateral di sektor minyak sawit. Perjanjian ini diteken dalam Memorandum of Understanding (MoU) antara Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) dan Asosiasi Perusahaan Industri Minyak dan Lemak Republik Uzbekistan (Uzyogmoysanoat) pada Kamis (14/09/2023) di Tashkent, Uzbekistan.
Ketua Umum GAPKI, Eddy Martono mengungkapkan, pentingnya kemitraan ini lantaran Uzbekistan adalah mitra bisnis ideal bagi Indonesia di Asia Tengah. Uzbekistan adalah mitra dagang kedua terbesar Indonesia di kawasan tersebut, setelah Kazakhstan.
Sebagai salah satu produsen dan pengguna minyak nabati terkemuka di Asia Tengah, Uzbekistan memiliki potensi besar untuk menjadi pusat regional dalam produksi dan manajemen minyak nabati. Selain itu, letak geografis strategis Uzbekistan yang berada di tengah-tengah Asia Tengah membuatnya menjadi penghubung potensial dengan negara-negara di sekitarnya.
BACA JUGA: Harga TBS Sawit Jambi Periode 15-21 September 2023 Turun Rp 49,83/kg, Cek Harganya..
Indonesia sendiri adalah produsen dan eksportir terbesar kelapa sawit di dunia. Saat ini, lebih dari 150 negara menjadi importir kelapa sawit Indonesia, termasuk negara-negara di Asia Tengah, meskipun jumlahnya masih terbatas. Salah satu kendala dalam ekspansi ke pasar Asia Tengah adalah isu logistik.
Eddy menambahkan, pihaknya sangat antusias dengan peresmian kemitraan ini, sekaligus memperkenalkan aspek keberlanjutan industri kelapa sawit Indonesia melalui Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO) sebagai persyaratan bagi pelaku usaha perkebunan kelapa sawit. “Serta membuka peluang ekspor dan investasi industri sawit Indonesia di Uzbekistan dan negara-negara nontradisional lainnya di Asia Tengah,” katanya dalam keterangan resmi diterima InfoSAWIT, Kamis (14/9/2023)
Sementara Ketua Asosiasi Uzyogmoysanoat, Oybek Zuparov, juga menyampaikan keinginannya untuk belajar dari Indonesia mengenai pengembangan industri kelapa sawit dan pengolahan minyak kelapa sawit di Uzbekistan. Berdasarkan laporan KBRI Tashkent, Uzbekistan membutuhkan sekitar 60.000 – 70.000 ton Crude Palm Oil (CPO) per tahun.
BACA JUGA: Kabul Wijayanto: Sawit Selama Dua Dekade Dukung Ekonomi Indonesia
“MOU ini merupakan bukti dari nilai dan komitmen bersama kedua negara dalam meningkatkan produksi dalam negeri melalui kerjasama dalam ilmu pengetahuan, teknologi, dan praktik terbaik di bidang pengolahan kelapa sawit dalam meningkatkan volume perdagangan bilateral antara kedua negara,” ungkap Oybek Zuparov.
Penandatanganan MoU ini disaksikan oleh Duta Besar Republik Indonesia di Uzbekistan, HE Surnaryo Kartadinata, dan bertepatan dengan partisipasi Indonesia dalam konferensi Asia Grains and Oils Tahun 2023. Acara ini juga menjadi kesempatan penting untuk memulai promosi dan kampanye positif tentang Kelapa Sawit Indonesia di wilayah Asia Tengah. (T2)