InfoSAWIT, JAKARTA – Harga kontrak minyak sawit mentah (CPO) di Bursa Malaysia turun lebih dari 1% pada Senin, (23/10/2023) terbebani oleh melemahnya harga minyak nabati lain dan minyak mentah, kendati data ekspor menunjukkan penguatan disertai pelemahan ringgit Malaysia.
Dilnsir Reuters, harga kontrak tersebut naik 0,91% dibanding minggu lalu dalam kenaikan mingguan kedua berturut-turut.
Dungkapkan kepala penelitian komoditas Sunvin Group yang berbasis di Mumbai, Anilkumar Bagani, harga kontrak berjangka membuka gap lebih rendah menyusul pelemahan minyak nabati Tiongkok di jam-jam Asia dan penurunan harga minyak mentah.
BACA JUGA: Areal Perkebunan di Kaltim Didominasi Kelapa Sawit Seluas 1,4 Juta Ha
Minyak kelapa sawit dipengaruhi oleh pergerakan harga minyak nabati lainnya lantaran mereka bersaing untuk mendapatkan bagian di pasar minyak nabati global.
“Kinerja ekspor minyak sawit yang kuat pada 1-20 Oktober dan pembelian minyak sawit India yang lebih kuat serta ringgit yang lebih lemah telah membatasi penurunan,” kata Bagani dilansir Reuters.
Merujuk data AmSpec Agri Malaysia dan Intertek Testing Services, tercatat ekspor produk minyak sawit Malaysia pada 1-20 Oktober diperkirakan meningkat antara 7,9% dan 9,9% dari bulan sebelumnya.
Ringgit Malaysia, mata uang kontrak perdagangan turun 0,27% terhadap dolar, menjadikan minyak sawit lebih menarik bagi pemegang mata uang asing. (T2)
($1 = 4,7780 ringgit)