InfoSAWIT, SINGAPURA – Harga Kontrak minyak sawit berjangka di Bursa Malaysia naik untuk sesi kedua berturut-turut pada Kamis, (26/10/2023) didukung pelemahan mata uang ringgit dan menguatnya harga minyak nabati di Dalian, meskipun data ekspor lokal yang lesu membatasi kenaikan tersebut.
Dilansir Reuters, harga kontrak acuan minyak sawit berkode FCPOc3 untuk pengiriman Januari 2024 di Bursa Malaysia Derivatives Exchange naik RM 29 per ton atau terdapat 0,8% menjadi RM 3,709 (US$ 775,13) per metrik ton pada perdagangan pagi.
Nilai mata uang Ringgit Malaysia =MYR, mata uang perdagangan sawit, melemah 0,2% terhadap dolar. Melemahnya ringgit membuat minyak sawit lebih menarik bagi pemegang mata uang asing.
BACA JUGA: ICDX Tangguhkan Perdagangan Kontrak Berjangka CPO (CPOTR)
Harga minyak mentah sedikit berubah karena pasar mempertimbangkan faktor-faktor yang beragam, mengamati ketegangan di Timur Tengah sambil mencerna kenaikan stok minyak mentah AS. Kontrak minyak acuan ditutup hampir 2% lebih tinggi pada hari Rabu.
Adanya kenaikan harga minyak mentah membuat kelapa sawit menjadi pilihan yang lebih menarik untuk bahan baku biodiesel.
Masih dilansir Reuters, harga kontrak minyak kedelai paling aktif di bursa Dalian berkode DBYcv1 naik 0,9%, sementara kontrak minyak sawit DCPcv1 naik 0,8%. Lantas harga minyak kedelai di Chicago Board of Trade BOcv1 naik 0,3%.
BACA JUGA: Jaga Sawitan: Wadah Buruh dan Pengusaha Berdiri Di Sumut
Minyak kelapa sawit dipengaruhi oleh pergerakan harga minyak nabati lainnya lantaran mereka bersaing untuk mendapatkan pangsa pasar minyak nabati global. (T2)