Kementan Optimalkan Produksi Jagung Lewat Program Kesatria, Tumpang Sari di Sawit

oleh -863 Dilihat
Editor: Redaksi InfoSAWIT
InfoSAWIT
Dok. Kementan untuk InfoSAWIT/ Wakil Menteri (Wamen) Pertanian, Harvick Hasnul Qolbi.

InfoSAWIT, JAKARTA – Kementerian Pertanian (Kementan) mendorong optimalisasi lahan kelapa sawit demi mendukung peningkatan produksi jagung nasional. Dibawah Direktorat Jenderal Perkebunan, inisiasi program Kelapa Sawit Tumpang Sari Tanaman Pangan (Kesatria) dengan memanfaatkan lahan Tanaman Belum Menghasilkan (TBM) dan area peremajaan kelapa sawit (replanting) pun akan mulai di tingkatkan  sehingga mampu menjadi sumber pendapatan bagi petani.

Berdasarkan catatan Badan Pusat Statistik (BPS), nilai ekspor pertanian Januari-Desember 2022 adalah sebesar 640,56 triliun rupiah atau naik 3,93 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2021. Sub sektor perkebunan terbukti terus menjadi penyumbang terbesar ekspor di sektor pertanian dengan kontribusi sebesar 622,37 triliun rupiah (97,16 persen).


Diungkapkan Wakil Menteri (Wamen) Pertanian, Harvick Hasnul Qolbi, sesuai arahan Menteri Pertanian, optimalisasi lahan sawit dengan tumpang sari tanaman mampu menjawab tantangan masa ini. Kita akan melakukan tumpang sari di sentra-sentra sawit.

BACA JUGA: Dengan Kesatria, Kementan Genjot Produksi Jagung Melalui Tumpang Sari di Kebun Sawit

“Hari ini kan banyak hadir pengusaha dan asosiasi sawit sehingga  nanti akan kita kasi spot-spot lahan yang dijadikan lahan sawit tumpang sari dengan tanaman pangan. Kita harus menyumbang 1 juta ton. Sektor perkebunan harus ikut terlibat dalam pengembangan tanaman pangan ini,” ujar Harvick, pada acara “Optimalisasi  Lahan Melalui Program Kelapa Sawit Tumpang Sari Tanaman Pangan” di  Kanpus Kementan pada  Rabu (15/11).

Lebih lanjut tutur Wamen Harvick, saat ini beberapa negara terancam oleh iklim yang tidak menentu. El Nino sudah di depan mata kita. Untuk itu tentu harus ada upaya terobosan atau bahkan upaya luar biasa untuk tetap menyediakan pangan khususnya beras untuk 273 juta rakyat Indonesia. “Ini pekerjaan berat namun saya menyakini pasti ada upaya untuk keluar dari ancaman tersebut,” ungkap Wamen.

Dalam kesempatan tersebut, Wamen Harvick sekaligus mengapresiasi pelaku usaha perkebunan kelapa sawit atas prestasinya sehingga Indonesia saat ini menjadi negara produsen kelapa sawit terbesar di dunia . Diketahui areal luasan sawit sebesar 16,83 juta hektare dengan produksi 45,1 juta ton CPO. Ekspor CPO dan turunannya mencapai sekitar 27 juta ton dengan nilai sekitar US$ 28 miliar atau sekitar Rp456 triliun. Bahkan nilai ekspor ini telah melampaui nilai ekspor minyak dan gas bumi.

BACA JUGA: Kebun Sawit Sumatera Diperkirakan Terserang Ganoderma Pada Tingkat Kritis di Tahun 2050

“Saya bangga dan berikan apresiasi kepada para pelaku usaha perkebunan kelapa sawit atas prestasi  ini. Bahkan penyerapan tenaga kerja pada perkebunan kelapa sawit mencapai sekitar 16,2 juta orang yang terdiri dari 4,2 juta tenaga kerja langsung dan 12 juta tenaga kerja yang tidak langsung. Selain itu, Kelapa Sawit telah menggantikan bahan bakar fosil sekitar 2,3 juta KL untuk energi berkelanjutan,” ujarnya.

Tak dapat dipungkiri, kinerja industri kelapa sawit masih dihadapkan dengan sejumlah tantangan pengembangan kelapa sawit nasional kedepan, tidak hanya terkait produktivitas kelapa sawit, namun kita juga dituntut tetap meningkatkan konsistensi dalam hal kuantitas, kualitas dan kontinuitas, sekaligus pemantapan standarisasi ISPO yang tentunya banyak menjadi sorotan dunia dalam pemenuhan aspek-aspek sustainability, serta upaya-upaya khusus terkait dengan isu legalitas dan perizinan, gangguan usaha dan konflik, peningkatan akses pasar, nilai tambah, rantai pasok, saluran distribusi dan dinamika harga dunia. Hal-hal tersebut tentu dapat mempengaruhi daya saing kelapa sawit kita di dunia internasional. (T2)

Dapatkan update berita seputar harga TBS, CPO dan industri kelapa sawit setiap hari dari infosawit.com. Mari bergabung di Grup Telegram "InfoSAWIT - News Update", caranya klik link InfoSAWIT-News Update, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel. Bisa juga IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS.


Bila Anda memiliki informasi tentang industri sawit, Silakan WhatsApp ke Redaksi InfoSAWIT atau email ke sawit.magazine@gmail.com (mohon dilampirkan data diri)

Tinggalkan Balasan