InfoSAWIT, JAKARTA – Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Harvick Hasnul Qolbi telah menegaskan komitmen pemerintah dalam memanfaatkan semua lahan untuk mengatasi tantangan kekurangan, dengan fokus pada optimalisasi lahan perkebunan kelapa sawit. Mendapat arahan langsung dari Presiden Joko Widodo, Harvick menggarisbawahi pentingnya lompatan serius dalam mengatasi tantangan di industri perkebunan.
Dalam acara Pembahasan Program Kesatria (Kelapa Sawit Tumpang Sari Tanaman Pangan), Harvick menjelaskan urgensi program integrasi tanaman perkebunan dengan tanaman pangan. Fokus utamanya adalah pada kelapa sawit, di mana lahan perkebunan dapat dioptimalkan dengan menanam tanaman pangan seperti jagung dan tanaman musiman lainnya.
Menurut Harvick, program ini menjadi sangat penting di tengah krisis pangan global. Program Kesatria harus diimplementasikan dengan cermat, sesuai dengan standar teknis yang memungkinkan di lapangan. “Pilihan untuk memulai dengan jagung dalam program tumpang sari dipilih atas dasar beberapa alasan strategis,” tutur Harvick saat memberikan sambutan dalam acara Pembahasan Program Kesatria (Kelapa Sawit Tumpang Sari Tanaman Pangan) di Kantor Kementerian Pertanian, Rabu (15/11/2023).
BACA JUGA: Harga Minyak Sawit di Bursa Malaysia Naik 1,15 Persen Pada Rabu (15/11)
Alasan itu pertama lantaran tingginya kebutuhan jagung sebanyak 14 juta ton per tahun, sementara pasokan dalam negeri belum mencukupi, membuat impor jagung menjadi solusi rutin. Kedua, jagung bukan hanya dibutuhkan sebagai pakan ternak, tetapi juga untuk pemenuhan kebutuhan pangan masyarakat. Ketiga, dengan mengoptimalkan lahan perkebunan kelapa sawit, Indonesia memiliki potensi untuk menghemat devisa yang biasanya digunakan untuk impor jagung.
Harvick mengutip data BPS yang menunjukkan peningkatan impor jagung dari tahun ke tahun. Pada 2022, Indonesia telah mengimpor 1,09 juta ton jagung, meningkat 9,89% dibandingkan tahun sebelumnya. Dengan rencana impor sebanyak 500.000 ton jagung pada 2023, pemerintah berharap bisa mengisi cadangan dan memenuhi kebutuhan peternak rakyat.
Sementara Direktur Jenderal Perkebunan Andi Nur Alam Syah menambahkan bahwa identifikasi sementara menunjukkan 175.000 hektare lahan perkebunan kelapa sawit yang dapat ditanami jagung. Jika lahan ini dimanfaatkan secara baik, dapat berkontribusi pada peningkatan produksi jagung nasional sebesar 1 juta ton pipilan kering. Program Kesatria juga diharapkan dapat menciptakan lapangan kerja baru dan memberikan hasil ekonomi kepada para pekebun.
BACA JUGA: Kebun Sawit Sumatera Diperkirakan Terserang Ganoderma Pada Tingkat Kritis Pada 2050
Melalui program KESATRIA, pemerintah berencana mengoptimalkan waktu tanaman kelapa sawit yang belum menghasilkan tandan buah segar (TBS). Dengan fokus pada komoditas perkebunan seperti kelapa sawit, kelapa karet, kopi, dan kakao, diharapkan produksi jagung nasional dapat terus meningkat. (T2)