InfoSAWIT, JAKARTA – Direktur Keuangan PT Austindo Nusantara Jaya Tbk. (ANJ), Nopri Pitoy mengungkapkan, bahwa kinerja perusahaan pada tahun 2023 dan kuartal pertama 2024 dipengaruhi oleh sejumlah faktor.
Cuaca ekstrem, kondisi ekonomi global, dan isu geopolitik menjadi beberapa faktor utama yang menciptakan ketidakpastian di pasar global. Hal ini berdampak pada permintaan dan harga minyak kelapa sawit (CPO), serta mempengaruhi keuangan ANJ.
Dalam paparannya, Nopri menjelaskan bahwa fenomena El Nino yang terjadi dari pertengahan hingga akhir tahun 2023 membawa dampak signifikan di berbagai wilayah operasional ANJ yang tersebar dari barat hingga timur Indonesia.
BACA JUGA: Kinerja Lingkungan Tinggi Tak Selalu Hasilkan Citra Baik Bagi Perusahaan Sawit
Di Papua Barat Daya, curah hujan yang tinggi menyebabkan kondisi kelembaban yang berlebihan, yang pada gilirannya meningkatkan penyakit tanaman. Selain itu, curah hujan yang tinggi juga menyebabkan banjir di perkebunan Sumatra Utara II akibat luapan sungai di sekitarnya.
Sementara itu, perkebunan di Pulau Belitung dan Kalimantan Barat mengalami kekeringan akibat El Nino. Cuaca kering ini menyebabkan tekanan panas (heat stress) pada kumbang penyerbuk, sehingga buah yang dihasilkan tidak optimal. Kondisi seperti ini, yang dikenal dengan istilah partenokarpi, mengakibatkan penurunan berat tandan dan produktivitas yang lebih rendah.
“Kami berkomitmen untuk menjaga kualitas produksi dan mencapai target perusahaan di tengah perubahan iklim yang cepat. Upaya mitigasi yang dilakukan perusahaan menunjukkan komitmen ANJ untuk beradaptasi dengan anomali iklim dan memastikan keberlanjutan bisnis dengan menjalankan sistem pertanian regeneratif dalam pengelolaan perkebunan kami,” ujar Nopri dalam Publik Expose yang dihadiri InfoSAWIT, Rabu (5/6/2024).
BACA JUGA: Disnakbun Kabupaten Rokan Hulu Dorong Petani Sawit Masuk Program Peremajaan Sawit Rakyat
Tercatat, ANJ terus berusaha untuk menghadapi tantangan yang ada dan tetap fokus pada keberlanjutan serta inovasi dalam operasionalnya. Perusahaan berkomitmen untuk mengimplementasikan praktik-praktik terbaik dalam pengelolaan perkebunan, guna memastikan kelangsungan bisnis dan memberikan nilai tambah bagi seluruh pemangku kepentingan. (T2)