InfoSAWIT JAKARTA – Program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR), yang dikelola oleh Direktorat Jenderal Perkebunan (DitjenBun) Kementerian Pertanian, terus menunjukkan perkembangan yang positif. Menurut Ardi Praptono, Direktur Tanaman Kelapa Sawit dan Aneka Palma DitjenBun, capaian program PSR pada tahun 2023 telah mencapai 50 ribu hektare. Pada tahun 2024, target ini diharapkan meningkat signifikan menjadi 120 ribu hektare.
Data tersebut diperoleh dari sistem PSR online, yang mencatat usulan dari para pengusul program. Hingga Februari 2024, progres PSR menunjukkan perkembangan yang stabil dengan rata-rata capaian replanting mencapai 10 ribu hektare per bulan. Namun, isu mengenai peningkatan dukungan pembiayaan PSR dari Rp 30 juta menjadi Rp 60 juta per hektare membuat beberapa petani sawit menunda usulan kegiatan mereka. Para petani berharap dapat memperoleh dukungan pendanaan yang lebih besar dari kebijakan baru ini.
“Penerapan sistem PSR online telah membantu dalam proses pendataan dan rekomendasi teknis (rekomtek) program PSR. Dengan sistem digital ini, para pengusul dapat memantau pemenuhan persyaratan administrasi dan tahapan proses yang telah dicapai secara transparan,” ungkap Direktur Tanaman Kelapa Sawit dan Aneka Palma, DitjenBun, Kementan, Ardi Praptono kepada InfoSAWIT belum lama ini.
BACA JUGA:
Saat ini, program PSR hanya diperuntukkan bagi petani dengan satu Nomor Induk Kependudukan (NIK) untuk lahan seluas maksimal 4 hektare. Dengan tren positif ini, program PSR diharapkan dapat terus berkontribusi dalam meningkatkan produktivitas dan keberlanjutan sektor perkebunan kelapa sawit di Indonesia. (T2)