InfoSAWIT, JAKARTA – Perang Dunia I (PD I) memberikan dampak signifikan terhadap perkembangan perkebunan kelapa sawit di wilayah Pulau Sumatera. Sebelum 1917, luas perkebunan kelapa sawit hanya mencapai sekitar 1.605 hektar.
Namun, angka ini melonjak tajam menjadi 2.100 hektar pada 1918, dengan 19 perusahaan yang mengelola area tersebut. Pada tahun yang sama, Indonesia juga mencatat sejarah dengan dibangunnya pabrik kelapa sawit pertama di dunia, yang berlokasi di Sungei Liput.
Menurut informasi yang diperoleh InfoSAWIT dari Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS), dikutip Senin (2/9/2024), diawal abad ke-20, beberapa perusahaan besar seperti HVA, Asahan Cultuur Mij, dan Socfin memainkan peran penting dalam industri ini. Pabrik minyak kelapa sawit (CPO) pertama di dunia didirikan di Tanah Itam Ulu pada tahun 1913 dan mulai beroperasi pada 1916, menandai awal dari era industri kelapa sawit di Indonesia.
BACA JUGA:
Perkembangan ini sangat terkait dengan kawasan “Sumatera Timur,” yang menjadi daerah awal pertumbuhan industri perkebunan. Wilayah ini dibatasi oleh Aceh di bagian barat laut, Tapanuli di barat daya, Bengkalis di tenggara, dan Selat Malaka di timur laut. Sumatera Timur resmi dibentuk pada 15 Mei 1873, dengan Bengkalis sebagai ibu kotanya.
Sejarah ini menunjukkan bagaimana Perang Dunia I mempercepat ekspansi industri kelapa sawit di Indonesia, khususnya di wilayah Sumatera, yang kemudian menjadi pusat penting dalam peta industri perkebunan dunia. (T2)