InfoSAWIT, JAKARTA – Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan bahwa Nilai Tukar Petani (NTP) nasional pada Agustus 2024 mengalami kenaikan sebesar 0,20 persen dibandingkan bulan sebelumnya. NTP, yang merupakan indikator daya beli dan kemampuan petani di perdesaan, mencapai angka 119,85. Kenaikan ini mencerminkan peningkatan kesejahteraan petani dalam hal daya tukar produk pertanian mereka terhadap barang dan jasa yang dikonsumsi atau digunakan untuk biaya produksi.
Menurut BPS, kenaikan NTP pada Agustus 2024 disebabkan oleh peningkatan Indeks Harga yang Diterima Petani (It) sebesar 0,08 persen, sementara Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) justru mengalami penurunan sebesar 0,12 persen. Kondisi ini menunjukkan bahwa pendapatan petani dari penjualan produk mereka meningkat, sementara pengeluaran untuk kebutuhan konsumsi dan produksi menurun, sehingga memperbaiki daya beli mereka.
Di tingkat provinsi, NTP Gorontalo mencatat kenaikan tertinggi, yaitu sebesar 2,60 persen, dibandingkan provinsi lainnya. Sebaliknya, Provinsi Sulawesi Utara mengalami penurunan terbesar dengan penurunan NTP sebesar 2,25 persen.
BACA JUGA: 350 Telah Dijadikan Tersangka Pencurian TBS Kelapa Sawit di Kalteng Dari 175 Kasus
Selain NTP, BPS juga mencatat adanya penurunan Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) di Indonesia pada Agustus 2024 sebesar 0,22 persen. Penurunan ini terutama dipicu oleh turunnya indeks pada kelompok pengeluaran makanan, minuman, dan tembakau, yang menunjukkan adanya penurunan konsumsi rumah tangga di sektor-sektor tersebut.
Sementara itu, Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) nasional pada Agustus 2024 tercatat sebesar 122,20, atau turun 0,04 persen dibandingkan bulan sebelumnya. NTUP, yang menunjukkan keseimbangan antara pendapatan usaha pertanian dengan pengeluaran untuk produksi, mencerminkan sedikit penurunan efisiensi usaha pertanian di bulan tersebut.
BACA JUGA: 3000 Generasi Muda Sawit Peroleh Beasiswa dari Kementan dan BPDPKS, Tersebar di 23 Perguruan Tinggi
Secara keseluruhan, meskipun ada beberapa indikator yang menunjukkan penurunan, peningkatan NTP nasional menunjukkan bahwa petani di Indonesia masih mampu meningkatkan daya beli mereka di tengah fluktuasi ekonomi dan harga pasar. (T2)