InfoSAWIT, JAKARTA – Setelah proses kongres I Rumah Sawit Indonesia (RSI) berlangsung, RSI selaku asosiasi sektor sawit dari hulu hingga hilir secara resmi telah menetapkan Kacuk Sumarto sebagai Ketua Umum periode 2024-2027, yang didampingi Ketua I, Irwan Perangingangin.
Dalam paparannya, Kacuk Sumarto, juga menegaskan komitmen organisasi dalam mendukung kedaulatan pangan, energi, dan ekonomi Indonesia. Dalam pernyataannya, ia memaparkan beberapa langkah strategis yang dirancang RSI untuk mengatasi berbagai tantangan di sektor sawit nasional sekaligus mengoptimalkan potensinya menuju visi Indonesia Emas.
Kacuk mengungkapkan bahwa RSI saat ini memiliki 17 mitra strategis, baik dari dalam maupun luar negeri. Fokus utama RSI mencakup, pemetaan dan pendampingan Program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR), guna memastikan implementasi yang tepat sasaran.
BACA JUGA: Ketua Umum GPPI, Delima Hasri Azahari: Akselerasi PSR Harus Lebih Ditingkatkan
Lantas, penguatan riset dan rekayasa teknologi, termasuk penerapan regenerative agriculture yang ramah lingkungan. Serta peningkatan Kapasitas SDM dan kepastian hukum, sekaligus mendorong pembentukan Badan Sawit Nasional untuk tata kelola sawit yang lebih kondusif.
“Khusus untuk mitra internasional, RSI juga memanfaatkan jejaring global untuk melakukan lobi strategis, terutama terkait pengelolaan emisi karbon,” kata Kacuk dalam Koferensi Pers yang dihadiri InfoSAWIT, Selasa (19/11/2024) di Jakarta.
Sementara, dalam sektor sawit, RSI menargetkan peningkatan produktivitas hingga 6-7 ton CPO per hektar/tahun, jauh melampaui rata-rata saat ini yang hanya mencapai 2 ton CPO per hektar/tahun. Hal ini dilakukan melalui intensifikasi lahan serta penerapan teknologi budidaya dan pengolahan modern. “Sawit adalah Indonesia, dan Indonesia adalah sawit. Ini adalah wujud dari upaya menjaga kedaulatan sawit nasional,” ujar Kacuk dengan tegas.
BACA JUGA: Harga CPO KPBN Inacom Naik 0,72 persen Pada Selasa (19/11), Harga CPO di Bursa Malaysia Menguat
RSI juga berkomitmen menjadikan media sebagai mitra penting dalam menyampaikan informasi kepada masyarakat dan pemerintah. Untuk mencegah miskomunikasi, RSI akan menggelar forum komunikasi bulanan, baik secara tatap muka maupun daring. “Kami ingin menjadikan media sebagai saluran untuk menerima masukan, baik pujian maupun kritik, agar RSI dapat merespons dan menyampaikan klarifikasi terkait isu-isu yang berkembang di lapangan,” tambahnya.