InfoSAWIT, JAKARTA – Program Grant Riset Sawit yang digagas oleh Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) sejak 2015 terus menunjukkan keberhasilan dalam mendorong riset strategis di sektor kelapa sawit. Tahun ini, BPDPKS kembali meluncurkan program tersebut dengan membuka Call for Proposal selama empat bulan di awal 2024.
Direktur Penyaluran Dana BPDPKS, Mohammad Alfansyah, mengungkapkan bahwa program ini berhasil menjaring 785 proposal, meningkat dibanding tahun-tahun sebelumnya. Hal ini menunjukkan minat yang besar dari akademisi dan praktisi terhadap komoditas kelapa sawit sebagai salah satu penopang ekonomi nasional.
“Terima kasih kepada Komite Litbang yang telah menyeleksi lebih dari 700 proposal dengan teliti. Dari proses ini, hari ini kami menandatangani 52 perjanjian kerja sama riset dengan nilai kontrak mencapai Rp95 miliar,” ujar Alfansyah dalam keterangannya dikutip InfoSAWIT, Kamis (21/11/2024).
BACA JUGA: Harga TBS Sawit Sumut Periode 20-26 November 2024 Cenderung Stagnan
Kerja sama tersebut melibatkan 26 lembaga penelitian dari berbagai perguruan tinggi dan institusi di Indonesia, termasuk Institut Teknologi Bandung (ITB), Institut Pertanian Bogor (IPB), Universitas Gadjah Mada (UGM), dan Universitas Musamus Merauke.
Sementara, Direktur Utama BPDPKS, Eddy Abdurrachman, menegaskan bahwa program ini diutamakan untuk penelitian yang siap diimplementasikan. Untuk mendorong komersialisasi, BPDPKS bekerja sama dengan Asosiasi Inventor Indonesia (AII) dalam melakukan valuasi kesiapan teknologi. Saat ini, 25 invensi hasil riset dinyatakan siap komersialisasi, dengan beberapa telah mendapat Letter of Intent (LoI) dari investor.
“Kami berharap para peneliti dapat memanfaatkan dana ini secara optimal dan melaporkan hasil riset dengan transparan. Kolaborasi lintas sektor menjadi kunci keberhasilan riset dan inovasi,” kata Eddy.
BACA JUGA: Hadapi Kebijakan EUDR, Nasional Dashboard Diyakini Lindungi Data Industri Sawit
Dalam acara tersebut, Deputi Bidang Fasilitas Riset dan Inovasi BRIN, Prof. Agus Haryono, memaparkan pentingnya tata kelola riset yang baik. Ia menyoroti peran Grant Riset Sawit dalam meningkatkan daya saing Indonesia melalui kolaborasi industri, pendidikan berkualitas, dan infrastruktur riset yang kuat.
“Tata kelola yang baik memastikan hasil riset dapat dimanfaatkan oleh industri dan masyarakat. Hak Kekayaan Intelektual, budaya berbagi data, dan etika penelitian adalah kunci keberhasilan,” ujar Agus.
Selain itu, Agus menekankan pentingnya pengarsipan hasil penelitian melalui kebijakan Wajib Serah – Wajib Simpan sesuai UU No. 11 Tahun 2019 tentang Sistem Nasional Ilmu Pengetahuan dan Teknologi.
BACA JUGA: Pilkada Aceh: Ketua DPW SPKS Dukung Paslon Mualem-Dek Fad untuk Kemajuan Petani Kelapa Sawit Swadaya
Acara ditutup dengan penjelasan teknis terkait pelaksanaan dan pelaporan riset oleh Kepala Divisi Program Pelayanan BPDPKS, Arfie Thahar. BPDPKS berharap hasil riset ini dapat menjadi acuan bagi pemerintah, industri, dan masyarakat dalam pengembangan kelapa sawit yang berkelanjutan. (T2)