Kemenperin Targetkan Produksi 240 Jenis Produk Hilir Sawit pada 2045

oleh -1430 Dilihat
Editor: Redaksi InfoSAWIT
infosawit
Dok. InfoSAWIT/Produk hilir sawit.

InfoSAWIT, JAKARTA Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus memperkuat langkah pengembangan industri hilir kelapa sawit untuk meningkatkan daya saing global. Langkah strategis ini meliputi tiga aspek utama: pengamanan pasokan bahan baku untuk industri dalam negeri, inovasi teknologi dalam produksi minyak sawit mentah, dan fasilitasi investasi baru serta perluasan industri.

Direktur Jenderal Industri Agro Kemenperin, Putu Juli Ardika, menegaskan bahwa upaya ini bertujuan mendukung pertumbuhan sektor hilir yang tidak hanya mengoptimalkan nilai tambah ekonomi tetapi juga memperkuat keberlanjutan.


“Ke depan, Kemenperin akan membentuk konsorsium riset untuk produk hilir potensial, menyediakan layanan pengembangan teknologi pengolahan biomassa di BBSPJIA Bogor, serta memperkenalkan peraturan ketertelusuran keberlanjutan dalam kerangka ISPO (Indonesian Sustainable Palm Oil),” ungkap Putu pada acara seminar dikutip InfoSAWIT, Jumat (22/11/2024) di Jakarta.

BACA JUGA: Ketua Umum RSI: Kawal Sawit Untuk Kedaulatan Pangan dan Energi Menuju Indonesia Emas

Langkah strategis ini diharapkan berkontribusi pada pencapaian Visi Sawit Indonesia Emas 2045, yang menargetkan 240 jenis produk hilir dan nilai ekonomi Rp1.146 triliun pada 2029. Putu optimistis bahwa perbaikan di sektor hilir akan memperkuat rantai nilai dari hulu ke hilir, sekaligus memberikan dampak positif pada konsumsi domestik dan ekspor.

Namun, skenario ideal tersebut membutuhkan penyediaan bahan baku yang memadai. Untuk itu, Kemenperin mengidentifikasi dua strategi kunci: peningkatan produktivitas kebun kelapa sawit melalui Oil Palm Productivity (OPP) dan peningkatan efisiensi pengolahan melalui Oil Extraction Rate (OER).

Salah satu inovasi unggulan adalah penerapan teknologi Steamless-POMELess Palm Oil Technology (SPPOT). Teknologi ini menghasilkan minyak sawit mentah yang lebih bernutrisi, hemat energi, rendah emisi karbon, dan minim limbah cair. SPPOT memungkinkan pembangunan pabrik skala kecil modular (5–10 ton TBS/jam) yang dapat dimiliki oleh petani melalui skema Build-Operate-Transfer (BOT).

BACA JUGA: Petani Sawit di Tapanuli Selatan Suarakan Ketidakadilan Mengenai Harga TBS Sawit

“Kemenperin juga mendukung penerapan teknologi SPPOT melalui program restrukturisasi mesin dan peralatan industri agro, dengan fasilitas reimbursement hingga 30 persen dari harga pembelian mesin. Fasilitas ini diharapkan mampu mendorong transformasi teknologi di industri pengolahan sawit,” jelas Putu.

Dengan pendekatan ini, Kemenperin berharap tercipta perubahan fundamental dalam pengelolaan industri kelapa sawit, terutama dalam memanfaatkan teknologi modern untuk meningkatkan efisiensi dan keberlanjutan. “Melalui berbagai langkah ini, kami optimistis industri hilir sawit Indonesia akan semakin kompetitif dan berkontribusi besar pada ekonomi nasional,” tutup Putu. (T2)

InfoSAWIT

Dapatkan update berita seputar harga TBS, CPO, biodiesel dan industri kelapa sawit setiap hari dengan bergabung di Grup Telegram "InfoSAWIT - News Update", caranya klik link InfoSAWIT-News Update, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel. Bisa juga IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS.


Atau ikuti saluran Whatsapp "InfoSAWIT News", caranya klik link InfoSAWIT News dan Group Whatsapp di InfoSAWIT News Update

Untuk informasi langganan dan Iklan silahkan WhatsApp ke Marketing InfoSAWIT_01 dan Marketing InfoSAWIT_02 atau email ke sawit.magazine@gmail.com