InfoSAWIT, JAKARTA – Setelah penerapan campuran biodiesel sebanyak 35% atau kerap disebut B35 dianggap sukses. Kini upaya itu akan ditingkatkan menjadi B40 di 2025. Sebagai salah satu sosok yang turut mendorong kebijakan tersebut, Edi Wibowo meyakini peningkatan campuran biodiesel akan berjalan baik bila didukung kelancaran pasokan sumber bahan baku.
Edi Wibowo, Direktur Bioenergi di Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE), Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), adalah salah satu sosok kunci di balik pengembangan biodiesel di Indonesia. Dengan fokus yang kuat pada energi terbarukan dan pengalaman panjang dalam pengelolaan sumber daya alam, Edi tengah memimpin langkah-langkah inovatif untuk menerapkan biodiesel campuran 40% atau B40. Meski tahap penetapan kuota untuk implementasi B40 masih menunggu keputusan dari Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Migas), Edi memastikan bahwa pihaknya siap untuk menyambut kebijakan tersebut.
Dalam perbincangan dengan InfoSAWIT belum lama ini, Edi menjelaskan, bahwa nantinya, Dirjen Migas yang akan menetapkan berapa kebutuhan untuk pasokan FAME (Fatty Acid Methyl Esters) guna memenuhi kuota B40, “Sehingga kita masih menunggu angka pastinya. Setelah angka tersebut diajukan dan disetujui oleh Menteri ESDM, barulah kita akan melihat kebutuhan pastinya di tahun 2025,” ujar Edi.
BACA JUGA: Minyak Sawit Kini Harganya Tak Lagi Murah
Dengan demikian, segala proses persiapan akan berjalan efektif setelah kuota ditetapkan, sehingga program B40 diharapkan mampu memenuhi target yang dicanangkan pemerintah dalam waktu dekat.
Edi menekankan bahwa dari sisi teknis, tidak ada hambatan signifikan dalam menerapkan program ini. Tantangan yang muncul lebih pada kapasitas produksi minyak sawit dalam negeri, yang harus dipastikan cukup untuk memenuhi kebutuhan FAME guna memenuhi B40. “Kami berharap semua program mandatori berjalan dengan baik, baik dari segi bahan baku maupun produksinya, sehingga dapat diimplementasikan secara menyeluruh,” tambah Edi, menunjukkan optimisme terhadap kesiapan produksi biodiesel di Indonesia.
BACA JUGA: India Kembangkan Perkebunan Sawit di 15 Negara Bagian, 1,7 Juta Bibit Sawit Telah Ditanam
Sebagai seseorang yang memahami dinamika industri energi, Edi memiliki pandangan jauh ke depan tentang bagaimana kebijakan energi dapat memengaruhi ketahanan energi nasional dan pengembangan ekonomi berkelanjutan. Pria yang menyandang gelar Magister Teknik Mesin dengan spesialisasi konversi energi dari Universitas Indonesia ini telah berperan dalam menginisiasi sejumlah kebijakan energi yang sejalan dengan program mandatori bioenergi. (T2)