InfoSAWIT, KUALALUMPUR – Minyak kelapa sawit, yang dulu dikenal sebagai minyak nabati termurah di dunia, kini kehilangan posisinya akibat penurunan produksi di negara-negara penghasil utama serta melimpahnya pasokan minyak nabati lain. Pada November 2022, minyak kelapa sawit dijual dengan harga diskon sebesar US$782 per ton terhadap minyak kedelai, namun kini justru memiliki harga premium yang langka.
Pada tahun 2024, harga minyak kelapa sawit telah naik sebesar 10%, sementara minyak kedelai justru turun sekitar 9% akibat prospek panen yang lebih baik di negara-negara seperti Amerika Serikat. Meskipun demikian, perubahan struktural yang signifikan dalam pasar kelapa sawit diperkirakan tidak akan terjadi dalam waktu dekat karena karakteristik unik kelapa sawit yang menjadikannya menarik bagi berbagai sektor industri.
Pembuat kue, restoran, dan hotel di India, sebagai salah satu pengguna utama, diperkirakan tidak akan segera mencari pengganti minyak kelapa sawit. Namun, sebagian konsumsi rumah tangga mungkin mulai beralih ke minyak nabati lain, menurut Aashish Acharya, Wakil Presiden Patanjali Foods Ltd., salah satu importir minyak nabati terbesar di India. Di samping itu, permintaan biodiesel di Indonesia juga diperkirakan akan mendukung harga minyak kelapa sawit di pasar global.
BACA JUGA:
Dikutip Bloomberg, minyak kelapa sawit adalah komoditas serba guna yang digunakan dalam berbagai produk seperti pizza, es krim, sampo, hingga lipstik. Selain itu, produsen pakan ternak juga menggunakan kelapa sawit sebagai bahan baku, dan beberapa negara bahkan mengolahnya menjadi biofuel.
Menurut Gnanasekar Thiagarajan, Kepala Strategi Perdagangan di Kaleesuwari Intercontinental, premi harga minyak kelapa sawit kemungkinan akan hilang setelah permintaan festival di India menurun dan musim produksi di Asia Tenggara meningkat. “Jika hal ini tidak terjadi, kelapa sawit berpotensi kehilangan pangsa pasar yang besar terhadap minyak kedelai dan minyak bunga matahari di India,” jelasnya. (T2)