InfoSAWIT, LAMPUNG TENGAH – Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Lampung (Unila) Periode 1 Tahun 2025 menggelar sosialisasi dan pelatihan pemanfaatan limbah kelapa sawit sebagai pestisida alami berbasis nabati dan mikroorganisme lokal. Kegiatan ini dilaksanakan di Desa Sumbersari, Kecamatan Padang Ratu, Kabupaten Lampung Tengah, pada Sabtu, 25 Januari 2025.
Sosialisasi ini dipicu oleh kegagalan panen akibat serangan hama sawit yang terjadi dalam beberapa tahun terakhir pada lahan seluas 1,5 hektare di desa tersebut. Mahasiswa KKN Unila bekerja sama dengan perangkat desa serta dosen dari Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Unila yang menjadi narasumber dalam kegiatan ini, di antaranya Syaiful Bahri, S.Si., M.Si., Dr. Sonny Widiarto, M.Sc., Rinawati, S.Si., M.Si., Ph.D., Dr. Yuli Ambarwati, S.Si., M.Si., dan Devi Nur Anisa, S.Pd., M.Sc.
Kelompok KKN Desa Sumbersari yang terdiri dari Prabu Sriwijaya Soedjadi, Andi Kurniawan, Sherina Rachmadani, Dela Sylviayani, Gustina Wulan Sari, Bulan Surya Ramadhani, dan M. Azizan Habibi, dengan bimbingan dosen Ubaidai, M.T., mengusung program kerja untuk membantu petani sawit mengatasi serangan hama Oryctes rhinoceros. Salah satu solusinya adalah pengembangbiakan jamur Metarhizium anisopliae sebagai agen biologis pengendalian hama sawit.
BACA JUGA: Harga CPO KPBN Inacom Naik 1,52 Persen Pada Senin (3/2), Harga CPO di Bursa Malaysia Naik
Dalam sosialisasi ini, peserta diajak memahami peran pH air yang fluktuatif akibat curah hujan tinggi dan dampaknya terhadap metabolisme tanaman sawit. Untuk mengatasi hal tersebut, mahasiswa mempraktikkan pembuatan pupuk organik dari limbah sawit cair, daun sambiloto, buah bintaro, tembakau, dan daun pepaya. Penelitian di Jurusan Kimia FMIPA Unila menunjukkan bahwa pupuk ini dapat memberikan hasil yang efektif dalam delapan bulan ke depan.
Selain itu, mahasiswa juga mendemonstrasikan pembuatan pestisida alami menggunakan puntung rokok. Puntung yang telah dibakar dikumpulkan, kemudian direndam dalam air panas dengan perbandingan pengenceran 1:15 untuk mendapatkan larutan pestisida yang dapat membantu peningkatan produksi sawit setelah pemupukan.
Prabu Sriwijaya Soedjadi menyatakan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan hasil produksi tanaman sawit serta tanaman komoditas lain di Desa Sumbersari, seperti singkong, terong, cabai, dan pepaya. “Kami berharap masyarakat dapat memanfaatkan ilmu yang telah dipelajari serta lebih mandiri dalam membuat pupuk dan pestisida organik guna mengurangi efek samping dari penggunaan bahan kimia,” ujarnya dalam keterangan resmi ditulis InfoSAWIT, Selasa (4/2/2025).
BACA JUGA: Dukung Kesejahteraan Petani Sawit, DPR RI Tekankan Penguatan Program Peremajaan Sawit Rakyat
Sebagai tindak lanjut dari kegiatan ini, mahasiswa KKN akan melakukan pemantauan berkala terhadap lahan yang telah diberikan pestisida dan pupuk organik selama delapan bulan ke depan. Pemantauan ini akan dilakukan dengan berkoordinasi dengan Kepala Desa Sumbersari guna memastikan efektivitas metode yang telah diperkenalkan.
Melalui sosialisasi ini, diharapkan petani dapat lebih sadar akan manfaat pupuk dan pestisida alami serta mampu mengurangi ketergantungan terhadap bahan kimia yang dapat merusak lahan pertanian dalam jangka panjang. (T2)