InfoSAWIT, JAKARTA – Peneliti dan Co-Founder Yayasan Lokus Bijak Hijau Lestari (Yayasan Lokahita), Jesika Taradini, bersama dengan Sawit Watch, Madani Berkelanjutan, dan Satya Bumi, tengah melakukan kajian untuk menghitung batas maksimal luas perkebunan sawit di Indonesia dari perspektif lingkungan. Kajian ini difokuskan pada daya dukung dan daya tampung lingkungan untuk menghindari dampak ekologis jangka panjang akibat ekspansi sawit yang tidak terkendali.
Metode pemodelan yang dilakukan menghasilkan nilai batas atas perkebunan sawit sebesar 18,15 juta hektar di Indonesia. Hasil ini didasarkan pada perhitungan kebutuhan pangan dan energi nasional. Saat ini, luas eksisting perkebunan sawit nasional tercatat mencapai 18,20 juta hektar, mendekati batas maksimum dari daya dukung lingkungan yang disarankan.
Data ini menunjukkan bahwa perkebunan sawit di Indonesia telah mendekati batas daya dukung lingkungan. Jesika menegaskan, “Artinya, ekspansi lebih lanjut perlu dikendalikan dan diatur, dengan mempertimbangkan variabel pembatas agar lingkungan tidak terdampak negatif dalam jangka panjang.”
BACA JUGA: 38 Hektare Kebun Sawit Rusak, Warga Aceh Barat Resah Akibat Gangguan Gajah Sumatera
Hasil kajian ini juga menunjukkan pentingnya melakukan intensifikasi daripada ekstensifikasi. Dalam konteks perkebunan sawit, intensifikasi berarti meningkatkan produktivitas lahan yang ada alih-alih memperluas lahan. “Kita tidak bisa terus memperluas lahan sawit tanpa memperhatikan kapasitas lingkungan. Pengembangan ini harus diselaraskan dengan daya dukung lingkungan untuk menjaga keberlanjutan,” tegas Jesika.
Di tingkat regional, kajian ini menunjukkan perbedaan kesesuaian lahan antar pulau. Misalnya, Pulau Sumatera dan Kalimantan memiliki daya dukung yang lebih besar untuk memenuhi kebutuhan perkebunan sawit. Namun, Pulau Bali dan Nusa Tenggara, menurut kajian ini, kurang cocok untuk pengembangan perkebunan sawit karena karakteristik fisik yang tidak mendukung.
BACA JUGA: Kompleksitas Kemitraan Sawit: Antara Keadilan Sosial dan Kepastian Investasi
“Keberadaan kawasan konservasi, habitat satwa dilindungi, serta wilayah adat harus menjadi pertimbangan dalam menentukan lahan yang layak untuk ekspansi sawit. Selain itu, keberadaan lahan gambut yang rentan juga harus diperhitungkan,” tuturnya. (T2)