InfoSAWIT, JAKARTA – PT Dharma Satya Nusantara Tbk (DSNG) mencatatkan kenaikan laba bersih sebesar Rp1,1 triliun pada tahun 2024, meningkat 35,6% secara tahunan (year-on-year/YoY). Peningkatan ini didorong oleh pertumbuhan penjualan sebesar 6,5% menjadi Rp10,1 triliun serta efisiensi biaya operasional, terutama dari penurunan harga pupuk di segmen kelapa sawit. Segmen bisnis kelapa sawit tetap menjadi kontributor utama pendapatan Perseroan dengan kontribusi sebesar 87%.
Direktur Utama DSNG, Andrianto Oetomo, menjelaskan bahwa tantangan utama pada tahun 2024 adalah dampak fenomena El Niño yang berlangsung sejak Juni 2023 hingga April 2024. “Fenomena El Niño mempengaruhi produktivitas perkebunan kelapa sawit kami, sehingga berdampak pada penurunan produksi CPO. Namun, kondisi ini justru mendorong kenaikan harga rata-rata penjualan (average selling price/ASP) CPO karena pasokan yang berkurang,” ujar Andrianto dalam keterangan resmi diterima InfoSAWIT, Jumat (28/2/2025).
Produksi Tandan Buah Segar (TBS) dari perkebunan DSNG mengalami penurunan 7% YoY dari 2,2 juta ton menjadi 2,1 juta ton pada 2024. Berkurangnya pasokan TBS dari pihak eksternal sebesar 23% turut menyebabkan total TBS yang diproses turun 12%. Namun, peningkatan Oil Extraction Rate (OER) sebesar 3% menjadi 23,9% membantu menahan laju penurunan produksi CPO yang hanya turun 9% YoY menjadi 602 ribu ton. Selain itu, rendahnya kadar Free Fatty Acid (FFA) di level 2,86% membuat CPO DSNG menjadi produk premium di pasar.
BACA JUGA: Pemkab Bangka Barat dan Perusahaan Sawit Luncurkan Program FPKM untuk Sejahterakan Petani
Di sisi lain, segmen produk kayu masih menghadapi tekanan akibat lemahnya pasar properti global yang dipengaruhi suku bunga tinggi serta perlambatan ekonomi di negara-negara maju. Volume penjualan panel meningkat 17% menjadi 116 ribu m³, meskipun harga rata-rata turun 7% menjadi Rp5,7 juta per m³. Sementara itu, volume penjualan produk engineered flooring turun 15% menjadi 738 ribu m², meskipun harga rata-rata naik 13% menjadi Rp519 ribu per m². Akibatnya, meskipun terjadi peningkatan penjualan 7% YoY menjadi Rp1,15 triliun, segmen ini mencatatkan kerugian Rp16 miliar, yang merupakan kerugian pertama dalam hampir satu dekade.
Pada bisnis Energi Terbarukan (Renewable Energy/RE), DSNG membukukan penjualan sebesar Rp182,8 miliar dari produk cangkang sawit (palm kernel shells/PKS). Volume dan harga rata-rata penjualan masing-masing meningkat 135% dan 8% YoY.
BACA JUGA: Harga TBS Sawit Jambi Periode 28 Februari – 6 Maret 2025 Naik Rp 78,16 per Kg
Secara keseluruhan, total aset DSNG meningkat 7,6% YoY menjadi Rp17,4 triliun, terutama didorong oleh tambahan investasi strategis senilai Rp1,3 triliun pada entitas asosiasi, REA Kaltim. Liabilitas juga naik 3,1% YoY menjadi Rp7,5 triliun, sementara ekuitas tumbuh 11,3% YoY menjadi Rp9,8 triliun. Kinerja ini mencerminkan pertumbuhan yang solid dengan dukungan posisi keuangan yang sehat. (T2)