InfoSAWIT, JAKARTA — Pemerintah Indonesia berkomitmen memperkuat hilirisasi sawit berbasis koperasi guna menjawab tingginya permintaan minyak sawit berkelanjutan di pasar Eropa. Menteri Koperasi dan UKM (Menkop) Budi Arie Setiadi menegaskan, kolaborasi strategis dengan Uni Eropa menjadi peluang besar bagi koperasi Indonesia untuk menembus pasar global dengan produk yang ramah lingkungan.
Hal ini disampaikan Menkop usai menerima kunjungan kehormatan Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia, Denis Chaibi, bersama delegasi di Jakarta.
“Pertemuan ini membahas proyek kerja sama yang potensial didanai oleh Uni Eropa untuk memperkuat peran koperasi sebagai instrumen pengembangan komoditas berkelanjutan, khususnya dalam program peningkatan ketertelusuran dan keberlanjutan minyak sawit,” ujar Budi Arie dalam pernyataan tertulis dikutip InfoSAWIT dari Antara, Rabu, (16/4/2025).
BACA JUGA: Harga CPO KPBN Inacom Kembali Turun pada Selasa (15/4), Demikian Juga di Bursa Malaysia
Menurutnya, Uni Eropa merupakan mitra strategis dalam mendukung pengembangan koperasi Indonesia, baik melalui pertukaran pengetahuan praktik terbaik maupun dukungan pendanaan.
Budi menekankan, koperasi memiliki potensi besar untuk menjadi pelaku utama dalam hilirisasi berbagai sumber daya alam, termasuk kelapa sawit. “Koperasi bisa menggarap hilirisasi tidak hanya pada sawit, tetapi juga mineral seperti nikel, lithium, bauksit, dan tembaga,” jelasnya.
Ia menambahkan, peran koperasi dalam hilirisasi sawit tak hanya memberikan nilai tambah bagi petani, tetapi juga mendorong penguatan industri menengah nasional. “Dengan adanya pabrik yang dikelola koperasi, petani bisa memperoleh nilai lebih dari kebunnya. Tidak hanya menjual tandan buah segar (TBS), tetapi juga bisa memproduksi minyak sawit olahan berkualitas tinggi,” kata Menkop.
BACA JUGA: Kemenperin Dorong Hilirisasi Sawit Lewat Gula Merah, Gandeng PalmCo dan Koperasi Gerak Nusantara
Sementara itu, Dubes Uni Eropa Denis Chaibi menyatakan kesiapan Eropa untuk mendukung pendanaan proyek-proyek keberlanjutan di Indonesia. Selain sawit, proyek tersebut juga mencakup komoditas seperti kayu, karet, cokelat, dan kopi.
Kunjungan ini sekaligus membuka babak baru kerja sama internasional yang menempatkan koperasi sebagai garda terdepan dalam pengembangan industri berbasis keberlanjutan. Kolaborasi ini diharapkan mampu mempercepat transformasi ekonomi hijau Indonesia sekaligus menjawab tantangan regulasi ketat dari Eropa terhadap produk sawit. (T2)