InfoSAWIT, JAMBI — Di tengah semangat memperingati perjuangan Kartini, satu babak baru dibuka di Jambi. Bukan tentang kisah masa lalu, melainkan tentang masa depan yang lebih adil bagi perempuan di industri sawit. Di sebuah ruang pertemuan Hotel Aston Jambi, lebih dari 100 peserta berkumpul. Ada perwakilan perusahaan, petani, serikat buruh, mahasiswa, aktivis, organisasi perempuan, dan pejabat pemerintah. Mereka hadir untuk satu tujuan: melindungi pekerja perempuan di sektor sawit.
Dalam suasana hangat namun penuh semangat, Ketua Bidang Pengembangan SDM GAPKI Pusat, Sumarjono Saragih, menyampaikan pesan yang menggugah. “Pekerja perempuan adalah bagian penting dalam keberlanjutan industri sawit Indonesia. Mereka adalah kunci menuju Indonesia Emas 2045. Karena itu, GAPKI mengambil inisiatif untuk menggerakkan kampanye kolaboratif—sawit yang ramah perempuan harus kita wujudkan bersama,” katanya dalam keterangan resmi diterima InfoSAWIT, Sabtu (26/4/2025).
Acara ini bukan hanya seremoni. Plt Kepala Dinas Tenaga Kerja Provinsi Jambi, Dodi Haryanto Parmin, hadir mewakili Gubernur Jambi. Dalam sambutannya, Dodi tak hanya menyampaikan kebanggaan atas berbagai penghargaan yang diterima Provinsi Jambi dalam bidang ketenagakerjaan, tapi juga menyoroti pekerjaan rumah yang belum selesai.
BACA JUGA: Di Balik Laporan Gelap 2024: Ketika Suara Pembela Lingkungan Dikepung Oligarki dan Represi
“Kami berharap, dari acara ini lahir komitmen bersama yang nyata. Tidak cukup hanya seminar, harus ada tindak lanjut. Perlindungan pekerja perempuan harus kita tegakkan, dengan melibatkan semua pihak,” ujarnya tegas.
Pernyataan itu segera direspons oleh GAPKI. Tak menunggu waktu lama, Ryan Harry, Ketua GAPKI Cabang Jambi, langsung menyatakan kesiapan menindaklanjuti. “Kami memiliki banyak praktik baik di lapangan yang siap dibagikan. GAPKI Jambi akan menjadi bagian dari perubahan ini, bersama dukungan penuh dari GAPKI Pusat,” katanya.
Seminar dan workshop kali ini menjadi bagian dari program berkelanjutan GAPKI di seluruh cabang. Mereka membawa serta panduan praktis perlindungan pekerja perempuan—sebuah buku hasil kolaborasi GAPKI, serikat buruh HUKATAN, dan CNV International yang diterbitkan pada 2021. Buku itu kini menjadi alat penting dalam kampanye lapangan, bukan sekadar dokumen di rak perpustakaan.
BACA JUGA: Kisah Pekerja Sawit: Di Balik Kilau Emas Hijau Kalimantan Barat
Melalui acara ini, langkah kecil menuju industri sawit yang lebih adil telah diambil di Jambi. Bukan sekadar wacana, melainkan janji yang diikat dengan komitmen lintas pihak. Karena bagi GAPKI dan para peserta, melindungi perempuan bukan hanya soal keadilan, tapi tentang keberlanjutan industri dan masa depan Indonesia yang lebih setara. (T2)
