InfoSAWIT, JAKARTA – Awal tahun 2025 menjadi panggung kebangkitan bagi PT Austindo Nusantara Jaya Tbk. (ANJ). Setelah melalui berbagai tantangan pada 2024, perusahaan perkebunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan kode ANJT ini menorehkan kinerja cemerlang pada kuartal pertama tahun ini.
Semua dimulai dari kebun. Hasil panen Tandan Buah Segar (TBS) meningkat signifikan — mencapai 187.471 metrik ton hingga akhir Maret 2025, naik 8,2% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Tak hanya itu, produktivitas per hektare ikut terdongkrak dari 4 ton menjadi 4,4 ton. Di balik angka-angka itu, tersimpan kisah dari kebijakan pemupukan yang disesuaikan sejak tahun lalu, kini mulai menunjukkan hasil.
“Ini buah dari kerja panjang,” ujar Nopri Pitoy, Direktur Keuangan ANJ, dalam keterangan resmi diterima InfoSAWIT, Jumat (2/5/2025). Ia juga menyebut, strategi agronomi perusahaan kini menuai hasil, terutama setelah perbaikan manajemen lahan dan adaptasi cuaca yang lebih baik. Tak kalah penting, petani swadaya — mitra penting dalam rantai pasok ANJ — juga mencatatkan peningkatan pasokan TBS sebesar 7,9%.
BACA JUGA: TAPG Tegaskan Komitmen Keberlanjutan Lewat RUPST 2025
Dari pabrik pengolahan, produksi minyak kelapa sawit mentah (CPO) ikut terdongkrak menjadi 60.764 metrik ton, naik 7,4% dari tahun lalu. Tak hanya memproduksi lebih banyak, ANJ juga berhasil menjual CPO dengan harga yang lebih tinggi. Rata-rata harga jual CPO pada kuartal ini mencapai US$ 881 per metrik ton, melonjak 16,4% dibandingkan kuartal I 2024.
Kabar baik ini tercermin di laporan keuangan. Pendapatan konsolidasian ANJ naik 29,6% menjadi US$ 63,4 juta. Sebagian besar datang dari bisnis utama kelapa sawit, namun dua lini usaha lain — sayuran dan sagu — juga memberi kontribusi positif. Penjualan edamame segar dan beku meningkat, dan penjualan sagu tumbuh 21,9%.
Namun yang paling mencuri perhatian adalah laba bersih. Dari hanya US$ 0,9 juta pada kuartal I tahun lalu, melonjak menjadi US$ 3,2 juta — pertumbuhan 251,9% dalam setahun. EBITDA pun mengganda menjadi US$ 18,5 juta. Menurut Nopri, pencapaian ini tak lepas dari efisiensi biaya pemeliharaan dan pengolahan, selain strategi harga yang adaptif di tengah fluktuasi pasar global.
BACA JUGA: TLDN Akuisisi PT CDM, Perluas Lahan dan Perkuat Komitmen Keberlanjutan
Sementara kinerja operasional dan keuangan terus menanjak, satu episode besar tengah menanti ANJ di balik layar — perubahan pemilik saham pengendali. Pada pertengahan April lalu, terungkap bahwa 91,17% saham ANJ yang dimiliki oleh keluarga pendiri dan dua entitas domestik sedang dalam proses akuisisi oleh First Resources Limited, perusahaan agribisnis asal Singapura.
Proses ini kini mendekati babak akhir, dengan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) dijadwalkan pada 7 Mei 2025. Jika akuisisi rampung, wajah ANJ akan berubah — namun dengan fondasi kinerja yang semakin kokoh.
Bagi ANJ, kuartal pertama 2025 bukan hanya awal tahun, melainkan awal dari fase baru. Fase di mana hasil kerja keras selama setahun terakhir mulai terlihat, dan pintu menuju kolaborasi internasional terbuka lebar. (T2)