InfoSAWIT, JAKARTA – Sebagai urat nadi penghubung transportasi, jalan merupakan salah satu elemen penting yang harus di manage dengan baik dalam pengelolaan perkebunan kelapa sawit. Kualitas jalan yang baik bisa berdampak langsung terhadap peningkatan kualitas operasional kebun. Disamping itu, baiknya kualitas jalan akan mampu menekan biaya operasional dari pengelolaan kebun sawit itu sendiri.
Secara umum fungsi jalan di kebun kelapa sawit dapat digolongkan menjadi tiga, pertama, sebagai sarana transportasi TBS atau material lain dari luar kebun ke dalam kebun, dan dari dalam kebun ke luar kebun (CPO, Kernel).
Lantas kedua, sebagai sarana transportasi TBS atau material lain di dalam kebun itu sendiri (pupuk, titi panen, gorong-gorong, dll). Termasuk juga sebagai sarana transportasi mobilisasi karyawan. Serta ketiga, sebagai batas blok.
Jenis Perawatan Jalan
Setiap perusahaan memiliki kebijakan berbeda terhadap kuantitas dan jenis jalan yang akan ditimbun/diperkeras. Beberapa perusahaan mengharuskan semua jalan ditimbun, sehingga seminimal mungkin terjadi langsir dengan traktror. Beberapa perusahaan lainnya cukup mewajibkan melakukan perkerasan pada jalan-jalan utama saja. Sisanya, pengangkutan pada jalan yang tidak diperkeras akan dilakukan menggunakan traktor dan alat berat lainnya. Semuanya itu terkait dengan kebijakan biaya yang akan dikeluarkan.
Untuk menghitung biaya perkerasan dan perawatan jalan banyak hal yang mempengaruhi. Hal-hal tersebut yang akan menentukan perbedaan harga. Faktor – faktor utama tersebut antara lain : Ketebalan perkerasan, Jarak quarry ke lokasi penimbunan, Running Cost Excavator – Grader – Vibro Compactor – Dump Truck dan Muatan dari DT itu sendiri per tripnya.
Menggunakan semua asumsi yang saya punya (boleh nanti diskusi pribadi via email jika ingin mengetahui asumsi-asumsi tersebut), maka biaya perkerasan dan perawatan jalan bisa dijabarkan sebagai berikut :
Perkerasan Baru/Murni
Yang dimaksud dengan item pekerjaan ini adalah menimbun jalan dengan material timbun jalan (laterit, koral, dll) pada areal jalan (CR / MR) yang baru di buka atau dibentuk menggunakan alat berat. Tebal perkerasan baru ini adalah 30-50 cm. Biaya yang digunakan secara rata-rata adalah : Rp. 50-60 Juta/KM.
Grading Jalan
Grading jalan adalah bagian dari perawatan jalan. Secara rotasi, grading sebaiknya dilakukan 2x setahun. Dengan begitu kita bisa meminimalkan kerusakan jalan. Grading jalan yang baik juga memperhatikan pembuatan tali air di sisi jalan. Hal ini akan menjaga agar air tidak mengalir ke badan jalan. Biaya yang digunakan secara rata-rata adalah : Rp. 1-2 Juta/KM
Perawatan Jalan Spot-Spot
Tidak bisa dihindari bahwa setiap jalan mempunyai daerah lemah yang sering kita sebut bottle neck. Biasanya di titik itu, jalan paling rentan mengalami kerusakan secara berulang-ulang. Sekilas, karena lokasi rusaknya hanya pendek maka kita sering menganggap biaya sedikit. Namun karena umumnya kita menimbun titik – titik tersebut dengan “royal” (menggunakan sebanyak mungkin material) dengan tujuan yang penting jadi dan bisa dilewati maka jika di hitung unit costnya akan menjadi sangat mahal. Biaya yang digunakan secara rata-rata adalah : 15-20 Juta/KM.
Perkerasan Jalan Ulang
Perkerasan ulang dilakukan pada jalan yang sudah pernah diperkeras/dilaterit namun lateritnya sudah tipis bahkan habis. Secara norma, perkerasan ulang dilakukan setiap 4 tahun. Ketebalan perkerasan ulang berkisar 5-10 cm. Namun tentu saja di lapangan hal tersebut bisa berubah tergantung maintenance jalan yang kita lakukan. Biaya yang digunakan secara rata-rata adalah : 10-15 Juta/KM.
Penulis: Muhammad Ramadan Pohan / Praktisi Perkebunan Kelapa Sawit
Sumber: Majalah InfoSAWIT Edisi Februari 2018