Masih Ada Perusakan Lahan Gambut di Suaka Margasatwa Rawa Singkil

oleh -2902 Dilihat
infosawit
Dok. Istimewa

InfoSAWIT, ACEH — Rainforest Action Network (RAN) mengungkap skandal perusakan lahan gambut untuk suplai minyak sawit dari perkebunan ilegal di dalam kawasan Suaka Margasatwa (SM) Rawa Singkil ke rantai pasok minyak sawit dunia. Temuan ini dipublikasikan dalam laporan investigasi “Carbon Bomb Scandals: Big Brands Driving Climate Disaster for Palm Oil”, menjelang Konferensi Perubahan Iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa (COP) ke-27 yang sedang berlangsung di Mesir. Laporan investigasi ini memaparkan dua kasus rantai pasok perkebunan kelapa sawit ilegal yang ditemukan beroperasi di dalam Suaka Margasatwa Rawa Singkil telah mensuplai sawit untuk diolah menjadi produk minyak sawit yang digunakan oleh perusahaan produsen barang konsumsi dunia.

Perusahaan-perusahaan seperti; Colgate-Palmolive, Nestlé, Ferrero, Nissin Foods, PepsiCo, Procter & Gamble, Mondelēz dan Unilever terungkap masih menerima minyak sawit ilegal yang ditanam dengan mengorbankan lahan gambut kaya karbon di Suaka Margasatwa Rawa Singkil.


Padahal sejak COP ke-21 di Paris pada tahun 2015, banyak dari perusahaan ini telah mengeluarkan komitmen  Forest Positive 1 namun tidak semua dari perusahaan tersebut yang menjalankannya. Perusahaan tersebut juga berkomitmen untuk membangun rencana bersama untuk mengakhiri deforestasi dan memperbaiki peran mereka dalam memicu perubahan iklim melalui konsumsi minyak sawit dunia.

Namun investigasi RAN telah menunjukkan bahwa menjelang COP ke-27, perusahaan-perusahaan ini telah gagal memenuhi janji-janji ini dan tetap terhubung dengan Minyak Sawit Bermasalah yang ditanam secara ilegal di dalam Suaka Margasatwa Rawa Singkil yang dilindungi secara nasional di Indonesia.

Melalui laporan ini RAN juga mendorong agar perusahan-perusahan ini perlu lebih banyak melakukan tindakan nyata, karena produk-produk mereka masih tercemar dengan minyak sawit bermasalah yang ditanam secara ilegal di Kawasan Suaka Margasatwa Rawa Singkil.

“Perusahaan-perusahaan ini harus memperluas penggunaan sistem pemantauan dan respon deforestasi kolaboratif mereka di seluruh Aceh, sehingga mereka dapat secara efektif menegakkan komitmennya di seluruh rantai pasok yang berisiko merusak hutan Aceh, khususnya di wilayah Kawasan Ekosistem Leuser,” ungkap Direktur Kebijakan Hutan RAN, Gemma Tillack dalam keterangan resmi diterima InfoSAWIT, Senin (14/11/2022).

Laporan RAN juga menyoroti perlunya intervensi dan investasi jangka panjang untuk melindungi dan memulihkan hutan hujan dan lahan gambut di seluruh Kawasan Ekosistem Leuser yang terkenal di dunia, termasuk wilayah SM Rawa Singkil dan wilayah Singkil-Bengkung. Hingga saat ini, investasi yang telah dilakukan oleh merek-merek yang terlibat seperti Unilever dan PepsiCo dengan pendekatan yurisdiksi, terbatas pada daerah timur laut Kawasan Ekosistem Leuser. RAN mengajak perusahaan merek ini berikut rekan-rekannya untuk memperluas upaya membangun program yuridis di tiga kabupaten di mana wilayah Singkil-Bengkung berada.

“Kami juga menuntut tindakan nyata oleh perusahaan merek, dan pembeli minyak sawit yang terungkap dalam investigasi untuk menyikapi temuan suplai minyak sawit ilegal dalam rantai pasokan mereka secara menyeluruh, menanggapi temuan RAN dengan melakukan penyelidikan secara terbuka dan segera menghentikan pengadaan minyak sawit ilegal,” tandas Gemma. (T2)

Dapatkan update berita seputar harga TBS, CPO dan industri kelapa sawit setiap hari dengan bergabung di Grup Telegram "InfoSAWIT - News Update", caranya klik link InfoSAWIT-News Update, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel. Bisa juga IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS.


Atau ikuti saluran Whatsapp "InfoSAWIT News", caranya klik link InfoSAWIT News dan Group Whatsapp di InfoSAWIT News Update

Untuk informasi langganan dan Iklan silahkan WhatsApp ke Marketing InfoSAWIT_01 dan Marketing InfoSAWIT_02 atau email ke sawit.magazine@gmail.com