InfoSAWIT, JAKARTA – Mengajak bergabung menjadi petani sawit yang menerapkan skim praktik kelapa sawit berkelanjutan tidak mudah. Butuh inovasi dan cara yang unik supaya petani mau ikut turut dalam menerapkan praktik budidaya ramah lingkungan, salah satunya politik identitas yang dilakukan Asosiasi Petani Kelapa Sawit Mandiri (APKSM).
Diakui atau tidak mengajak petani sawit bergabung menerapkan praktik berkelanjutan bakal memuculkan segudang pertanyaan, bagi mereka sertifiied Sustainable adalah istilah asing yang sulit diucapkan.
Tapi ketika berkah certifiied sustainable itu dipecah-pecah, dibagi-bagi, dicuil-cuil walau kecil dan sedikit menjadi senyum bagi mereka dan menjadi berarti.
Apa yang ditransaksikan dan dipkirkan di meja kantor bertingkat, di kota besar, di Uni Eropa, di negara asing yang ribuan mil jauhnya bakal tetap sampai kepada mereka. “Akhirnya, menjadi berkat untuk mereka, petani anggota kami,” kata Manager APKSM YB, Zainanto Hari Widodo.
Lebih lanjut, kata Zainanto, dirinya selipkan juga rasa terimakasih untuk pendamping APKSM, tim Sustainable PT Sawit Sumbermas Sarana yang membuka jalan bagi petani sawit mampu masuk dalam dunia sertifikasi berkelanjutan.
Zainanto pun membawa Kabar baik dari Desa Sungai Rangit Jaya dan Desa Sumber Agung, APKSM membirukan petani kelapa sawit dengan membagikan kaos, kartu anggota dan Buku Catatan Petani 2022. Terlihat petani yang keren dan biru berkat keanggotaan menjadi petani tersertifikasi RSPO.
BACA JUGA: Dampak Permen LHK Nomor 5 Tahun 2021 Terhadap Perusahaan Sawit
Kata dia, Salah satu point dari petani yang tersertifikasi adalah sadar menggunakan APD atau Alat Pelindung Diri. Tujuannya bukan untuk gagah-gagahan. Tapi menciptakan safety first untuk petani swadaya dan pekerja saat berada di lahan.
Mencegah kecelakan kerja adalah aspek berkelanjutan. Bila sampai terjadi kecelakaan kerja, tentu aspek berkelanjutan tidak jalan. Kalau pemilik dan atau pekerja mengalami kecelakaan kerja tentu mereka sendiri akan dirugikan karena terhentinya pekerjaan, sakit dan sebagainya.
Politik Identitas Bagi Petani Kelapa Sawit
Politik Identitas adalah alat politik suatu kelompok untuk membedakan kekhasan suatu kelompok dengan kelompok lainnya. Istilah tersebut diakomodasi oleh Asosiasi Petani Kelapa Sawit Mandiri (APKSM), organisasi petani swadaya tersertifikasi Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO) yang berada di Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah.
Menurut YB Zainanto Hari Widodo, manajer kelompok APKSM, politik identitas ia gunakan untuk membedakan petani kelapa sawit yang tersertifikasi dan yang belum tersertifikasi. Melalui pembagian kaos dan kartu anggota petani APKSM, petani yang sudah tersertifikasi memiliki identitas khusus dengan seragam organisasi berwarna biru dan masing-masing memiliki kartu anggota dengan nomor keanggotaan yang khas.
BACA JUGA: BK dan Pungutan Ekspor CPO Periode 1-15 Januari 2023 Ditetapkan US$ 142/Ton
APKSM yang beranggotakan petani dari 5 desa yang berada di Kecamatan Pangkalan Lada, Kabupaten Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah membagikan kaos untuk seluruh anggota pada awal tahun 2022 ini. Selain menjadi identintas, seragam organisasi ini menjadi media sosialisasi dan promosi bagi petani kelapa sawit yang lain untuk ingin tahu mengenai sertifikasi, RSPO, sertifikasi petani kelapa sawit dan kemudian bergabung dengan organisasi petani kelapa sawit APKSM. (T2)
Segenap kru InfoSAWIT, mengucapkan Selamat Jalan ke surga atas meninggalnya Bapak YB Zainanto Hari Widodo, Manager APKSM, pada 18 September 2022 lalu.