InfoSAWIT, BANJARMASIN – Belum lama ini Balai Karantina Pertanian Banjarmasin melaporkan, pihaknya telah meluluskan eksor bungkil sawit (palm kernel expeller /PKE) yang merupakan hasil sisa dari pengolahan inti kelapa sawit, senilai Rp 15,03 miliar dengan tujuan China.
Dikatakan Kepala Karantina Pertanian Banjarmasin Nur Hartanto, PKE yang diekspor sebanyak 6.300 ton, salah satu manfaatnya sebagai bahan baku pakan ternak sehingga banyak negara seperti China, Vietnam, Korea Selatan, Australia, Selandia Baru, Amerika Serikat, dan negara Eropa mengimpornya
Kata Hartanto, sebelum diberangkatkan ke negara tujuan, petugas Karantina Wilayah Kerja Batulicin melakukan pemeriksaan untuk memastikan komoditas telah sesuai jumlah dan jenisnya, serta terbebas dari organisme pengganggu tumbuhan/organisme pengganggu tumbuhan karantina (OPT/OPTK) berupa serangga hidup.
Demikian juga gudang penyimpanan harus sesuai standar dan mampu mencegah penularan OPT/OPTK ke media pembawa dan mampu menjamin PKE bebas dari OPT/OPTK selama di dalam gudang sampai dengan pemuatan ke kapal. “Kami berkomitmen untuk selalu memperhatikan kualitas dan kesehatan secara menyeluruh terhadap komoditas yang akan diekspor,” jelaanya seperti dilansir Antara.
Komoditas yang akan diekspor harus dipastikan mendapat tindakan karantina sesuai standar untuk dapat diterbitkan dokumen Phytosanitary Certificate (PC) sesuai yang disyaratkan oleh negara tujuan ekspor.
Berdasarkan sistem otomasi perkarantinaan (IQfast-red) Karantina Pertanian Banjarmasin tercatat nilai ekspor komoditas pertanian Kalsel mencapai Rp 7,03 triliun di tahun 2022.
BACA JUGA: Diduga Kehabisan Oksigen, Tiga Pekerja Kapal Pengangkut CPO Tewas Saat Ambil Sampel
Subsektor perkebunan sawit dan turunannya mendominasi lebih dari 86 persen dalam hal kontribusi sebagai penyumbang devisa terbesar ekspor di Kalsel yaitu sebanyak 498 ribu ton dengan nilai Rp6,2 triliun. (T2)