InfoSAWIT, JAKARTA – Kendati kuliah mengambil jurusan Peternakan di Institut Pertanian Bogor (IPB), bukan halangan bagi Cheptia Amany (24) untuk mencari informasi dan bergabung dengan komunitas Youth in Sustainability.
Justru dengan bergabung dengan komunitas tersebut, Chepti banyak memperoleh banyak informasi dan bisa ikut berpartisipasi dalam mendorong penggunaan produk ramah lingkungan. “Saya semenjak 2017 sudah ikut komunitas Youth in Sustainability sampai tahun 2018,” cerita Chepti kepada InfoSAWIT.
Lantaran berasal dari Tanjung Pinang, Kepulauan Riau, justru membuat Chepti lebih cepat memahami terkait produksi kelapa sawit berkelanjutan, apalagi kata dia, kelapa sawit memiliki kontribusi tidak sedikit terhadap perekonomian negara.
BACA JUGA: Ini Produsen Utama Minyak Sawit Asal Amerika Selatan
Hanya saja, terkadang industri ini kerap viral menjadi pemberitaan di Indonesia, yang membahas terkait masalah dan dampaknya dari proses pengembangan. “Saya peroleh informasi itu dari Instagram, dan pemberitaan,” katanya.
Chepti mengaku, kehidupan manusia tidak akan terlepas dari kelapa sawit, misalnya penggunaan lipstick, coklat, sabun dan produk pemeliharaan pribadi (personel care), jika mau dihilangkan justru malah akan menimbulkan masalah.
“Sebab itu sudah saatnya mendorong konsumen untuk peduli terhadap produk ekolabel, sehingga perusahaan akan menyediakan di pasar. Tugas kita juga adalah mengajak produsen menghasilkan produk ekolabel,” katanya.
BACA JUGA: Arini Perempuan Muda Terkaya Dari Sawit Hingga Batubara
Diakui Chepti, mendorong konsumen lebih cerdas dalam memilih produk yang akan dibelinya, untuk mendukung pola hidup ramah lingkungan perlu dilakukan secara terus menerus karena di Indonesia harga masih menjadi pertimbangan. “Wujud kontribusi saya ialah dengan mendorong konsumen lebih cerdas dan beli produk berlabel Roundtbale on Sustainable Palm Oil (RSPO), kita juga sebarkan ke teman-teman yang lain,” tandas Chepti. (T2)