InfoSAWIT, RIAU – Petani kelapa sawit swadaya menjadi modal kuat bagi perkebunan kelapa sawit Asian Agri guna mengembangkan bisnis perkebunan kelapa sawit kedepan.
Menurut Deputy Head Kemitraan Asian Agri, Edy Sukamto, tantangan terbesar kemitraan petani kelapa sawit swadaya adalah mengelompokkan petani kelapa sawit dan membuat wadah atau organisasi petani.
Selain itu, efisiensi pemupukan, melalui pola pemupukan yang disarankan kepada kemitraan petani kelapa sawit swadaya adalah 4T, yaitu Tepat Waktu, Tepat Dosis, Tepat Cara, dan Tepat Sasaran.
Capaian program SMILE hingga dewasa ini telah berhasil mencapai kemitraan dengan 628 petani kelapa sawit swadaya, dengan luas lahan perkebunan kelapa sawit mencapai 1.665 hektar.
“Tahun 2030, Grup Asian Agri menargetkan kemitraan dengan 5.000 petani kelapa sawit Swadaya,” tutur Edy kepada InfoSAWIT, Rabu (10/5/2023) di Riau.
Rata-rata, sebelum kemitraan petani swadaya dilakukan, baru 15 ton tbs/ha/tahun. Ketika kemitraan sudah dilakukan, maka produktivitas bisa mencapai 20 ton tbs/ha/tahun.
BACA JUGA: Apical Luncurkan Minyakita Kemasan Baru dan Edukasi HET Rp. 14.000,00/ liter
Penggunaan pupuk, juga disarankan dari perusahaan, terutama penggunaan pupuk yang sudah melalui proses riset perusahaan.
Edy menjelaskan, awalnya program kemitraan petani kelapa sawit swadaya melakukan pendampingan dan penyuluhan kepada petani swadaya, lalu berkembang untuk mengikuti sertifikasi RSPO melalui program SMILE.
“Keunggulan utama Program SMILE, guna menyejahterakan petani kelapa sawit swadaya supaya lebih sejahtera di mada depan,” tandas Edy. (T1)