InfoSAWIT, KUALA LUMPUR – Harga kontrak minyak sawit mentah (CPO) di Bursa Berjangka Malaysia melonjak untuk sesi kedua berturut-turut Rabu (16/8/2023), hingga mencapai harga tertinggi selama sembilan hari terakhir, sejalan dengan tingginya ekspor pada pertengahan Agustus dan didukung dengan melemahnya nilai mata uang ringgit.
Dikutip Reuters, patokan harga kontrak minyak sawit berkode FCPOc3 untuk pengiriman November 2023 di Bursa Malaysia Derivatives Exchange naik RM 38, atau naik sekitar 1%, menjadi RM 3.843 (US$ 828,77) per metrik ton selama awal perdagangan, tertinggi sejak 7 Agustus lalu.
Merujuk Peraturan Menteri Perdagangan, pemerintah Indonesia menetapkan harga referensi minyak sawit mentah (CPO) lebih rendah menjadi US$ 820,35 per ton periode 16-31 Agustus, dengan demikian pengenaan Bea Keluar (BK) dan Pungutan Ekspor (PE) CPO tidak berubah dari periode sebelumnya.
BACA JUGA: 13 Perusahaan Sawit Urunan Untuk Akses Jalan Menuju Kebun Raya Sambas
Sementara catatan Kargo Surveyor Intertek Testing Services, ekspor dari Malaysia pada periode 1-15 Agustus naik 18,9% dibanding pada Juli pada periode yang sama, dan Amspec Agri, melaporkan ekspor melonjak 24,2%.
Masih dilansir Reuters, harga ontrak minyak kedelai pada Bursa Dalian berkode DBYcv1 naik 0,5%, sementara kontrak minyak sawit berkode DCPcv1 melonjak 1,8%. Harga minyak kedelai di Chicago Board of Trade BOcv1 naik 0,4%.
BACA JUGA: Harga TBS Sawit Plasma Riau Periode 16-22 Agustus 2023 Turun Rp 34,82/kg, Cek Harganya..
Minyak kelapa sawit dipengaruhi oleh pergerakan harga minyak nabati lainnya lantaran mereka bersaing untuk mendapat bagian di pasar minyak nabati global. (T2)