InfoSAWIT, JAKARTA – Minyak sawit adalah salah satu komoditas penting di pasar global yang memiliki dampak signifikan pada ekonomi dunia. Harga minyak sawit, seperti halnya dengan berbagai komoditas lainnya, dipengaruhi oleh berbagai faktor.
Diungkapkan Direktur Godrej International limited, Dorab Mistry, perubahan cuaca ekstrem seperti El Nino dan kabut asap di perkebunan kelapa sawit dapat mengganggu produksi dan mengurangi pasokan minyak sawit. Hal ini dapat menyebabkan kenaikan harga karena ketersediaan minyak sawit menjadi terbatas.
Lantas, cuaca yang buruk di Amerika Selatan, terutama pada tanaman kedelai, dapat mengganggu produksi minyak nabati lainnya. Ini akan mendorong permintaan minyak sawit sebagai alternatif, yang mungkin mengerek harganya.
BACA JUGA: Perusahaan Sawit Bumitama Luncurkan Kolega, Kembangkan Potensi Lokal di Kalimantan
Selai itu kata Dorab, kebijakan pemerintah Brazil yang mendukung penggunaan bahan bakar nabati dapat meningkatkan permintaan minyak sawit di negara tersebut, dan bisa mempengaruhi harga secara positif.
“Kemunculan jenis biodiesel baru, seperti Diesel Terbarukan, dapat membuka pasar baru untuk minyak sawit, yang dapat meningkatkan permintaan dan harga,” katanya dikutip InfoSAWIT dari presentasi Dorab pada acara seminar sawit internasional, belum lama ini.
Termasuk kapasitas Sustainable Aviation Fuel (SAF) yang dimulai dapat membuka peluang baru bagi penggunaan minyak sawit dalam industri penerbangan, yang dapat meningkatkan permintaan.
BACA JUGA: Pertamina Kilang Cilacap Siap Produksi Bioavtur 100 Persen Berbasis Sawit di 2026
Selain faktor peningkat harga di 2024 juga ada beberapa faktor yang bisa membatasi harga, diantaranya, resesi ekonomi di Amerika Serikat dapat mengurangi konsumsi minyak sawit karena konsumen dan industri lebih hemat pengeluaran, yang dapat mengakibatkan penurunan harga.