InfoSAWIT, PEKANBARU – Plt Gubernur Riau, Brigjen TNI (Purn) Edy Natar Nasution, mengumumkan inisiatif baru dalam upaya meningkatkan pengelolaan perkebunan industri sawit di Provinsi Riau. Melalui program-program strategis yang dikelola oleh Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS), pemerintah memberikan kesempatan emas untuk meningkatkan kesejahteraan petani pekebun kelapa sawit. Dalam sebuah pernyataan di Pekanbaru, Edy Nasution menyoroti pentingnya kolaborasi yang erat antara pemerintah, asosiasi pekebun, perbankan, dan sektor swasta. Dia menekankan bahwa keberhasilan program-program ini sangat bergantung pada kerjasama yang solid dan tekad yang bulat dari semua pihak terkait.
Salah satu fokus utama dari program-program strategis ini adalah perbaikan sarana dan prasarana perkebunan. Menurut Edy Nasution, infrastruktur yang baik adalah kunci untuk meningkatkan produktivitas dan produksi kelapa sawit. Program ini mencakup perbaikan jalan, irigasi, dan penyediaan energi listrik yang stabil. Dengan adanya infrastruktur yang memadai, petani pekebun akan lebih mudah mengakses pasar dan mendistribusikan hasil panen mereka.
BACA JUGA:DBH Sawit Kalbar Diarahkan Untuk Sawit Berkelanjutan dan Perlindungan Sosial Bagi Pekerja
Selain itu, BPDPKS juga menawarkan program pelatihan dan beasiswa pendidikan untuk meningkatkan sumber daya manusia di sektor perkebunan kelapa sawit. Melalui pelatihan dan pendidikan yang berkualitas, para petani pekebun dapat memperoleh pengetahuan dan keterampilan baru dalam mengelola kebun kelapa sawit mereka dengan lebih efisien dan berkelanjutan. Dengan peningkatan kualifikasi dan pengetahuan, mereka dapat mengoptimalkan hasil panen dan mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan.
Salah satu langkah penting yang diambil oleh pemerintah adalah melalui Program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR). Program ini dirancang untuk menjaga dan meningkatkan produksi serta produktivitas kelapa sawit. Para calon penerima program ini, yang merupakan kelembagaan pekebun, tidak hanya diharapkan untuk melakukan replanting kebun sawit mereka. Mereka juga diundang untuk menjalin mitra usaha yang kuat mulai dari tahap penanaman hingga distribusi produk ke pabrik kelapa sawit.
Edy Nasution menegaskan bahwa kemitraan yang dibangun harus bersifat komprehensif, mencakup semua aspek dari hulu ke hilir. Artinya, para petani pekebun dan mitra usaha mereka harus memiliki kepastian sejak tahap pembangunan kebun hingga tahap penjualan hasilnya. Dengan demikian, keberlanjutan dan kesejahteraan petani pekebun dapat dijamin dengan baik.
BACA JUGA: Berikut Faktor-Faktor yang Bakal Mempengaruhi Harga Minyak Sawit di 2024
“Kemitraan yang kita bangun hendaknya mencakup dari hulu ke hilir, sehingga pihak yang bermitra mendapatkan kepastian mulai dari pembangunan kebunnya sampai ke penyaluran hasilnya,” ujar Plt Gubernur Riau dikutip InfoSAWIT dari laman resmi Pemprov Riau, Senin (6/11/2023).