InfoSAWIT, KOBAR – Pemerintah Indonesia kembali mengukuhkan komitmen strategisnya dalam meningkatkan produktivitas perkebunan kelapa sawit nasional, melalui Program Strategis Nasional (PSN), khususnya melalui inisiatif Peremajaan Sawit Rakyat (PSR). Program ini bertujuan revitalisasi terhadap tanaman kelapa sawit yang berumur lebih dari 25 tahun, yang produktivitasnya mulai menurun. Meski tantangan baru muncul, PSR menjadi landasan bagi pembangunan sumber daya ekonomi baru bagi para petani.
Dalam usaha untuk mendukung petani peserta PSR, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) melalui Pusat Riset Sistem Produksi Berkelanjutan dan Penilaian Daur Hidup (PR SPBPDH) memperkenalkan konsep ekonomi sirkular. Ermin Widjaja, seorang peneliti dari PR SPBPDH, mengungkapkan harapannya bahwa kelompok tani sawit peserta PSR dapat meningkatkan pendapatan mereka lebih dari 50%.
“Pentingnya kolaborasi menjadi kunci, dan kami berkolaborasi dengan berbagai pusat riset di BRIN, seperti Pusat Riset Veteriner, Pusat Riset Mikrobiologi Terapan, Pusat Riset Tanaman Pangan, dan Pusat Riset Hortikultura dan Perkebunan,” ungkap Ermind dikutip InfoSAWIT dari laman resmi BRIN, Sabtu (2/12/2023).
BACA JUGA: Perusahaan Sawit Negara, PalmCo dan SupportingCo Resmi Dibentuk
Dalam satu tahun pelaksanaan, dampak ekonomi sirkular diukur melalui riset yang mencakup budidaya jagung, produksi pupuk organik dari limbah pabrik kelapa sawit, dan budidaya ayam petelur. Ermin menekankan bahwa meski hasil sementara sudah memberikan gambaran positif, riset idealnya harus berlangsung selama dua tahun.
Rintisan ekonomi sirkular dilakukan di Kabupaten Kotawaringin Barat, melibatkan 20 anggota kelompok tani. Kegiatan mencakup budidaya jagung di area replanting sawit berumur 1 tahun, pembuatan pupuk organik dari limbah kelapa sawit, dan budidaya ayam petelur.
Ermin menjelaskan bahwa kegiatan ini memberikan sumber penghasilan baru untuk petani sawit yang terintegrasi dengan usaha lainnya. Ini mencakup produksi jagung, produksi telur, dan produksi pupuk organik, yang semuanya memiliki potensi pasar yang baik.
BACA JUGA: DirjenBun Dorong Gunakan E-katalog Ketimbang Lelang, Untuk Pengadaan Sarpras Sawit
Namun, untuk mencapai keberlanjutan dan kelangsungan kegiatan, diperlukan dukungan pemerintah. Kegiatan ini dapat diimplementasikan oleh kelompok tani yang sudah tergabung dalam kelembagaan dengan modal yang memadai, seperti Koperasi Unit Desa (KUD). Modal yang diperlukan cukup besar untuk kegiatan replanting yang terintegrasi dengan komoditas lainnya, sehingga dukungan pemerintah sangat dibutuhkan.