InfoSAWIT, SAMPIT – Desa Basirih Hulu, Kecamatan Mentaya Hilir Selatan, memiliki potensi besar untuk pengembangan perkebunan kelapa sawit. Namun, pengembangan ini terkendala oleh status kawasan selatan Kotawaringin Timur (Kotim) sebagai kawasan sandang pangan.
Kepala Desa Basirih Hulu, Nuryadi, mengungkapkan bahwa perkembangan kebun kelapa sawit lokal milik warga selama belasan tahun terakhir menunjukkan peningkatan yang pesat. Saat ini, sekitar 1000 hektar lahan telah dijadikan kebun sawit milik warga dan sudah produktif.
“Dulu warga bersemangat menanam tanaman pangan seperti padi, tapi dari waktu ke waktu harga gabah atau beras tak kunjung membaik. Tanam padi masih untung balik modal,” ujar Nuryadi, dilansir InfoSAWIT dari KBRN RRI ditulis Senin (18/6/2024).
BACA JUGA: Eco Tourism Bali Bersama RSPO Dukung Industri Pariwisata Bali Ramah Lingkungan
Menurut Nuryadi, kondisi berbeda dialami warga yang menanam kelapa sawit karena harga sawit lebih stabil dan pasarnya pasti. Hal ini membuat sebagian warga mulai mengalihkan lahannya ke perkebunan sawit, meskipun mereka masih menanam tanaman pangan.
Namun, masyarakat Desa Basirih Hulu menghadapi kendala besar. Mereka hanya bisa menanam kelapa sawit secara manual dengan bibit yang tidak unggul. Mendapatkan bibit unggul sawit dari pemerintah tidaklah mudah karena terbentur status kawasan sandang pangan.
“Daerah selatan ini ditetapkan sebagai kawasan sandang pangan sehingga kesulitan mendapatkan bantuan dan pembinaan jika berkaitan dengan perkebunan sawit,” kata Nuryadi.
BACA JUGA: Kemitraan Petani sawit-PKS: Dilema Penetapan Harga TBS Sawit Petani Swadaya
Situasi ini menjadi tantangan bagi warga Desa Basirih Hulu yang berharap dapat mengembangkan perkebunan kelapa sawit lebih optimal demi peningkatan kesejahteraan mereka. (T2)