InfoSAWIT, PONTIANAK – Industri kelapa sawit di Indonesia bukan hanya menyumbang pada sektor perekonomian nasional, tetapi juga memainkan peran strategis dalam membentuk masa depan bangsa. Sumarjono Saragih, Ketua GAPKI Bidang Pengembangan SDM sekaligus Chairman & Founder WISPO (Worker Initiatives for Sustainable Palm Oil), menegaskan pentingnya kualitas manusia dalam mewujudkan visi Indonesia Emas 2045. Dalam konteks ini, perempuan yang berdaya akan menjadi ibu dari generasi emas tersebut—generasi yang diharapkan unggul dan berakhlak mulia.
Di Kalimantan Barat, industri sawit melibatkan lebih dari 700 ribu orang dalam rantai pasoknya, dengan kontribusi 13,56% terhadap PDRB provinsi pada tahun 2023. “Peran perempuan dalam industri ini sangat besar, dan keberlanjutan industri sawit harus ramah terhadap perempuan dan anak,” ujar Sumarjono dalam keterangannya kepada InfoSAWIT, Kamis (29/8/2024).
Menyadari tantangan yang dihadapi masyarakat perdesaan—yang sering kali minim infrastruktur pendukung—Sumarjono menekankan perlunya upaya kolaboratif untuk mengoptimalkan peran industri sawit dalam mencapai tujuan Indonesia Emas 2045.
BACA JUGA: Harga Jagung Naik Tipis Tapi Masih Terendah dalam Empat Tahun, Harga CPO Melorot
Sebagai bagian dari upaya ini, GAPKI meluncurkan berbagai inisiatif, termasuk publikasi Buku Panduan Perlindungan Pekerja Perempuan dan Anak, yang mendapat apresasi dari Penjabat Gubernur Kalimantan Barat, dr. Harisson, M Kes. “Buku panduan ini sangat penting dan harus disosialisasikan ke semua pekebun sawit. Mari kita sejahtera bersama, melindungi perempuan, dan mempersiapkan anak-anak sebagai generasi emas yang sehat, cerdas, dan berakhlak mulia,” kata Harisson dalam sambutannya di Seminar dan Workshop Perlindungan Perempuan dan Anak di Sawit yang diadakan di Pontianak.
Harisson, yang juga seorang dokter, memahami dengan baik peran dan tantangan yang dihadapi oleh ibu dan anak di sektor sawit. Ia memberikan dukungan penuh terhadap setiap upaya yang berkaitan dengan perlindungan perempuan dan anak. “Ini kali pertama seorang Gubernur hadir secara fisik dalam rangkaian kegiatan perlindungan perempuan dan anak di sawit. Kehadiran dan dukungan nyata dari Gubernur Kalbar sangat berarti bagi kami,” tegas Sumarjono.
Buku Panduan Perlindungan Perempuan, yang diluncurkan pertama kali pada tahun 2021 oleh Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Bintang Puspayoga, menjadi pedoman penting dalam upaya melindungi perempuan di sektor sawit. Salah satu langkah strategis yang diusulkan dalam panduan ini adalah pembentukan Komite Perempuan di setiap tempat kerja atau kebun sawit.
BACA JUGA: Perusahaan Sawit Triputra Agro Rancang 4 Teknologi Digital
Acara Seminar dan Workshop ini yang diadakan pada tanggal 28-29 Agustus di Pontianak, merupakan bagian dari rangkaian kegiatan serupa di provinsi-provinsi sentra sawit lainnya. Kegiatan ini merupakan buah kolaborasi antara GAPKI, ILO (International Labour Organisation), dan Jejaring Serikat Buruh JAPBUSI, dengan dukungan dari BPDPKS. Seminar ini diikuti oleh 110 peserta yang terdiri dari perwakilan perusahaan dan buruh. (T2)