InfoSAWIT, AMBON – Provinsi Maluku, dengan lebih dari 1.340 pulau dan wilayah laut yang mencakup 93 persen dari total area, menghadapi tantangan besar dalam pembangunan, terutama dalam menghadapi krisis iklim. Untuk menjawab tantangan ini, MADANI Berkelanjutan menggelar Sekolah Pembangunan pada 23-24 Agustus 2024 di Kota Ambon, yang bertujuan untuk melibatkan kaum muda Maluku dalam memahami dan berpartisipasi aktif dalam pembangunan berkelanjutan.
Nadia Hadad, Direktur Eksekutif MADANI Berkelanjutan, menekankan pentingnya peran generasi muda dalam menjaga keseimbangan antara pembangunan dan pelestarian lingkungan. “Krisis iklim sangat berdampak pada negara-negara kepulauan seperti Indonesia, terutama Provinsi Maluku yang memiliki banyak pulau kecil. Kenaikan muka air laut mempengaruhi kehidupan, budaya, dan pola hidup masyarakat Maluku, yang sebagian besar tinggal di sekitar garis pantai. Jika pola pembangunan yang eksploitatif tidak diubah, dampaknya akan semakin parah di masa depan. Karena itu, generasi muda memiliki peran penting dalam memastikan pembangunan tidak merusak lingkungan dan menciptakan keadilan iklim,” ujar Nadia dalam keterangan resmi diterima InfoSAWIT, Kamis (29/8/2024).
MADANI Berkelanjutan, melalui Sekolah Pembangunan, bertujuan memperkuat inisiatif antar pemangku kepentingan dalam mengatasi krisis iklim. Resni Soviyana, Lead Program Green Development MADANI Berkelanjutan, menjelaskan bahwa program ini diharapkan dapat membangun kolaborasi antara generasi muda, pemerintah, dan berbagai pemangku kepentingan lainnya. “Sekolah Pembangunan ini bisa menjadi wadah bagi kaum muda Maluku untuk menjadi lebih kritis dan peduli terhadap pelestarian lingkungan serta mampu menjadi agen perubahan,” kata Resni.
BACA JUGA: Kepala Desa Seumanah Jaya Gandeng Ketua SPKS Aceh untuk Percepat Dana Sapras
Resni juga berharap peserta Sekolah Pembangunan dapat berkomitmen dan bersemangat untuk terus mengikuti seluruh rangkaian program yang akan berlangsung selama satu tahun, baik secara daring maupun luring. Program ini menghadirkan narasumber dari berbagai elemen, termasuk akademisi, praktisi, dan perwakilan pemerintah.
Acara ini diikuti oleh 17 peserta dari berbagai wilayah di Provinsi Maluku dan dibuka oleh Dr. Anton A. Lailossa, S.T., M.Si, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Maluku. Dalam keynote speech-nya, Dr. Anton menekankan pentingnya pembangunan berkelanjutan dan partisipasi publik dalam proses tersebut.
Selain itu, hadir pula narasumber seperti Prof. Dr. Ir. Agustinus Kastanya, M.S., Guru Besar Perencanaan dan Ekonomi Sumberdaya Hutan Universitas Pattimura, dan Costavina (Vonny) Litamahuputty, jurnalis senior sekaligus Pemimpin Redaksi Arikamedia. Mereka membahas peran vital kaum muda dalam pembangunan berkelanjutan di Provinsi Maluku.
Pemerintah Daerah Maluku telah menempatkan kaum muda sebagai salah satu sasaran pokok dalam perencanaan jangka panjang pembangunan. Namun, untuk mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan dan tahan terhadap dampak perubahan iklim, diperlukan dukungan dari semua pihak. Resni Soviyana menegaskan, “Peran kaum muda harus terus ditingkatkan dan diperkuat dalam setiap proses pembangunan agar tercipta kepedulian akan pentingnya isu lingkungan hidup. Kita semua memiliki tanggung jawab untuk menjaga kelestarian lingkungan, karena ini adalah hak hidup bagi generasi selanjutnya.”
Dengan inisiatif seperti Sekolah Pembangunan ini, MADANI Berkelanjutan berharap dapat menciptakan generasi muda Maluku yang sadar akan tantangan iklim dan siap untuk berkontribusi dalam pembangunan yang berkelanjutan dan adil. (T2)