InfoSAWIT, RIMINI – Dewan Minyak Sawit Malaysia (MPOC) turut serta dalam Kongres Dunia IUFoST ke-22 yang berlangsung di Palacongressi, Rimini, Italia, dari 8-12 September 2024. Dalam sesi yang berjudul “Menavigasi Persimpangan Kesehatan Manusia dan Keberlanjutan,” MPOC menampilkan berbagai temuan penting tentang minyak sawit yang mengaitkan aspek kesehatan dan keberlanjutan dalam produksi minyak sawit global.
Dikutip InfoSAWIT dari MPOC, Rabu (25/9/2024), sesi ini mempertemukan para pakar internasional untuk mendiskusikan hubungan kompleks antara lemak dalam makanan, kesehatan manusia, dan keberlanjutan lingkungan, dengan minyak sawit sebagai fokus utama. Diskusi menekankan perlunya pemahaman yang lebih mendalam mengenai lemak jenuh, khususnya yang terkandung dalam minyak sawit, serta menyoroti praktik produksi minyak sawit yang berkelanjutan dalam menghadapi tantangan lingkungan dan ketahanan pangan global.
Revisi Pandangan tentang Lemak Jenuh
Prof. Francesco Visioli dari Universitas Padova membuka diskusi dengan pandangan baru tentang lemak jenuh yang selama ini kerap disalahpahami. Lemak jenuh yang terkandung dalam minyak sawit, minyak kelapa, mentega, serta lemak hewani sering kali disalahkan atas risiko peningkatan kolesterol dan penyakit kardiovaskular. Namun, menurut Visioli, dampak lemak jenuh bervariasi tergantung pada sumbernya.
BACA JUGA: Bupati Sekadau Serahkan 171.000 Bibit Kelapa Sawit kepada Petani dalam Pelatihan Sertifikasi ISPO
Prof. Visioli menggarisbawahi bahwa lemak trans adalah penyebab utama masalah kesehatan jantung, bukan lemak jenuh. Ia menyerukan pentingnya nutrisi presisi yang lebih mempertimbangkan reaksi individual terhadap lemak, ketimbang menggunakan rekomendasi diet umum.
Diskusi berlanjut dengan paparan dari Dr. Roger Clemens (University of Southern California), Dr. Peter Pressman (University of Maine), dan Dr. Walles Hayes (University of South Florida). Mereka membahas kesalahpahaman terkait asam palmitat, salah satu asam lemak yang terdapat dalam minyak sawit. Para ahli menolak klaim yang mengaitkan asam palmitat dalam minyak sawit dengan risiko kanker, seraya menjelaskan bahwa asam ini juga merupakan komponen penting dalam susu manusia dan lemak tubuh bayi. Mereka menekankan perlunya penelitian yang lebih mendalam untuk memahami peran asam palmitat secara lebih tepat.
Minyak Sawit dan Ketahanan Pangan Global
Dr. David Ross Appleton dari SD Guthrie Berhad menyoroti pentingnya minyak sawit dalam ketahanan pangan global. Menurutnya, beralih ke minyak nabati lain yang kurang efisien dapat memperburuk masalah lingkungan, seperti penggundulan hutan dan hilangnya keanekaragaman hayati. Dr. Appleton juga menjelaskan komitmen Malaysia terhadap keberlanjutan melalui sertifikasi Minyak Kelapa Sawit Berkelanjutan Malaysia (MSPO), yang memastikan produksi minyak sawit yang ramah lingkungan.
BACA JUGA: Ekspor Indonesia Agustus 2024 Capai US$ 23,56 Miliar, Tertinggi Dalam 20 Bulan Terakhir
Ia juga menekankan langkah-langkah SD Guthrie menuju emisi gas rumah kaca nol bersih pada tahun 2050 serta penerapan praktik ekonomi sirkular, yang mencakup perbaikan kondisi pekerja dan peningkatan kualitas produk minyak sawit.