InfoSAWIT, SINGAPURA – Kencana Agri Limited (“Kencana” atau “Grup”) melaporkan hasil kinerja keuangannya untuk periode yang berakhir pada 30 Juni 2024. Meskipun pendapatan Grup menurun 12% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya, beberapa faktor penting tetap mempengaruhi kinerja perusahaan.
Penurunan pendapatan ini terutama disebabkan oleh harga jual rata-rata (ASP) Crude Palm Oil (CPO) dan Palm Kernel (PK) yang lebih rendah. Pada semester pertama 2024 (1H24), ASP CPO tercatat sebesar US$706 per metrik ton (MT), turun 12% dibandingkan 1H23 yang sebesar US$798 per MT. ASP PK juga mengalami penurunan dari US$407 per MT pada 1H23 menjadi US$384 per MT pada 1H24. Meski begitu, penurunan ini sebagian diimbangi oleh peningkatan volume penjualan PK sebesar 5%, dari 13.047 MT pada 1H23 menjadi 13.715 MT pada 1H24. Volume penjualan CPO relatif stabil dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Dalam keterangan resmi diterima InfoSAWIT, biaya penjualan Grup mengalami penurunan sebesar 22% dari US$51,9 juta menjadi US$40,2 juta pada 1H24, yang menyebabkan peningkatan margin laba kotor dari 16% menjadi 26%. Penurunan biaya ini sebagian besar disebabkan oleh aktivitas pemeliharaan dan pemupukan yang lebih moderat dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Laba sebelum pajak tercatat sebesar US$2,2 juta, sementara beban pajak penghasilan mencapai US$1,6 juta, yang lebih tinggi dari tarif pajak penghasilan badan di Indonesia sebesar 22%.
BACA JUGA: PT SMART Tbk. Gandeng Siemens Indonesia untuk Transformasi Digital di Sektor Oleokimia
Laba bersih Grup turun tajam sebesar 70% menjadi US$0,6 juta pada 1H24, dibandingkan dengan US$1,9 juta pada 1H23. Penurunan ini terutama disebabkan oleh kerugian kurs sebesar US$2,1 juta, yang sebagian besar berasal dari pinjaman bank dalam denominasi USD, di mana Rupiah terdepresiasi sebesar 7% terhadap USD selama periode tersebut.
Total aset lancar Grup meningkat sebesar US$6,0 juta menjadi US$88,5 juta pada 30 Juni 2024, terutama disebabkan oleh peningkatan persediaan. Namun, aset tidak lancar mengalami penurunan sebesar US$14,4 juta, terutama disebabkan oleh kerugian translasi forex dan depresiasi tanaman yang telah matang.
Ketua Kencana, Henry Maknawi, mengungkapkan bahwa harga CPO pada paruh pertama 2024 relatif stabil meskipun permintaan global melemah akibat pasokan yang terganggu oleh cuaca kering. (T2)