BPDP Dorong Produktivitas Sawit, Kelapa dan Kakao untuk Kesejahteraan Petani Serta Ketahanan Pangan dan Energi

oleh -2613 Dilihat
Editor: Redaksi InfoSAWIT
InfoSAWIT
Dok. InfoSAWIT/Sosok Delima Hasri Azhari telah lama dikenal di sektor perkebunan kelapa sawit Indonesia.

InfoSAWIT, JAKARTA – Indonesia sebagai penghasil sawit terbesar di dunia memiliki tanggung jawab besar untuk mengoptimalkan produktivitas komoditas yang menjadi andalan ekonomi nasional ini. Sayangnya, produktivitas rata-rata sawit nasional, yang hanya mencapai 3,8 ton per hektar, masih jauh dari potensi ideal 6,5 ton. Mengingat keterbatasan lahan baru akibat kebijakan moratorium, peningkatan produktivitas melalui peremajaan dan praktik budidaya yang baik menjadi pilihan utama.

Perkebunan sawit rakyat, yang saat ini mencakup 6,94 juta hektar, memegang peranan kunci dalam rantai pasokan minyak kelapa sawit. Tingginya ketergantungan masyarakat terhadap industri sawit sebagai penyedia lapangan kerja menjadi alasan kuat untuk mendorong peningkatan produktivitas, yang diharapkan akan meningkatkan kesejahteraan para petani kecil.


Namun, upaya ini memerlukan dukungan penuh dari pemerintah dan sektor swasta dalam menyediakan akses terhadap bibit unggul, pendidikan terkait praktik budidaya yang baik, serta bantuan teknis lainnya. Pemerintah dapat memanfaatkan program Peremajaan Kebun yang telah berjalan, tetapi perlu dievaluasi agar lebih responsif terhadap kebutuhan petani kecil.

BACA JUGA: Greenpeace Kritik P&C RSPO 2024 Dianggap Melemahkan Perlindungan Deforestasi

Selain sawit, komoditas kelapa juga memegang peran penting dalam perekonomian Indonesia, terutama di sektor perkebunan rakyat. Meskipun luas lahan kelapa mencapai 3,39 juta hektar, produktivitasnya baru sekitar 1,11 ton per hektar. Situasi ini semakin ironis ketika kesejahteraan petani kelapa tidak seperti yang diharapkan, bahkan harga kelapa sering kali merosot jauh di bawah standar.

Rendahnya harga kelapa di tingkat petani menunjukkan bahwa rantai pasokan dan tata niaga kelapa membutuhkan reformasi signifikan. Integrasi antara pusat produksi dan fasilitas pengolahan kelapa di daerah-daerah penghasil utama perlu segera diwujudkan agar rantai pasok menjadi lebih efisien dan berdampak langsung pada harga yang diterima petani.

Sektor kelapa harus berinovasi dengan melibatkan investor korporasi untuk memperkuat hilirisasi produk yang bernilai tambah tinggi. Dorongan penelitian dan pengembangan (R&D) di sektor ini juga perlu mendapat perhatian khusus untuk menciptakan produk-produk turunan kelapa yang lebih kompetitif.

BACA JUGA: Menginspirasi, Dr. Delima Hasri Azahari Sosok Peneliti dan Pemimpin dalam Pembangunan Pertanian Berkelanjutan

Pengembangan industri kelapa dalam negeri harus mengintegrasikan pengelolaan bahan baku, logistik, dan proses bisnis secara terpadu. Program ini akan membuka lapangan kerja, meningkatkan kesejahteraan petani, serta memberikan kontribusi signifikan bagi perekonomian nasional.

Indonesia memiliki potensi untuk menjadikan sawit dan kelapa sebagai komoditas bioindustri yang berkelanjutan, terutama dengan dukungan kebijakan produktivitas dan peremajaan tanaman. Keberhasilan ini memerlukan kolaborasi semua pemangku kepentingan, termasuk pemerintah, sektor swasta, dan para petani. Dengan demikian, sawit dan kelapa dapat menjadi tumpuan ketahanan ekonomi dan energi, sekaligus meningkatkan kesejahteraan petani di seluruh negeri.

InfoSAWIT

InfoSAWIT

Dapatkan update berita seputar harga TBS, CPO, biodiesel dan industri kelapa sawit setiap hari dengan bergabung di Grup Telegram "InfoSAWIT - News Update", caranya klik link InfoSAWIT-News Update, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel. Bisa juga IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS.


Atau ikuti saluran Whatsapp "InfoSAWIT News", caranya klik link InfoSAWIT News dan Group Whatsapp di InfoSAWIT News Update

Untuk informasi langganan dan Iklan silahkan WhatsApp ke Marketing InfoSAWIT_01 dan Marketing InfoSAWIT_02 atau email ke sawit.magazine@gmail.com