InfoSAWIT, JAKARTA – Kementerian Pertanian melalui Direktorat Jenderal Perkebunan menegaskan komitmennya untuk meningkatkan produktivitas dan keberlanjutan kelapa sawit rakyat demi kesejahteraan para pekebun. Dalam acara Rapat Koordinasi Nasional Lembaga Pengembangan Pertanian Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LPP-PBNU) serta peluncuran Program “Sawit Goes To Pesantren,” berbagai pemangku kepentingan berkumpul membahas kontribusi sektor perkebunan, khususnya kelapa sawit, dalam memperkuat perekonomian nasional.
Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Jenderal Perkebunan, Heru Tri Widarto, mengapresiasi peran aktif PBNU melalui LPP-PBNU dalam mendorong masyarakat untuk berpartisipasi dalam sektor pertanian. Heru menegaskan pentingnya keberlanjutan di subsektor perkebunan sebagai penyokong utama ekonomi, terutama di tengah ketidakpastian global.
“Perekonomian Indonesia didorong oleh komoditas perkebunan, yang menyumbang hampir 90% dari ekspor nonmigas, dengan kelapa sawit menjadi komoditas utama. Pada 2023, nilai ekspor mencapai US$ 33 miliar, dan hingga Juni 2024 sudah mencapai US$ 14,89 miliar,” ungkap Heru dalam keterangan resmi dikutip InfoSAWIT, Selasa (29/10/2024).
BACA JUGA: Pengamat: Perkebunan Sawit Swadaya Bisa Mendukung Program Biodiesel
Meski kelapa sawit terus menunjukkan potensi besar, Heru menyebutkan adanya tantangan dalam peningkatan produktivitas sawit rakyat, yang saat ini hanya mencapai 3 ton per hektar per tahun, jauh dari target ideal. Direktorat Jenderal Perkebunan berupaya mengatasi masalah ini melalui kolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk LPP-PBNU. Upaya yang dilakukan antara lain melalui program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) dan pelatihan untuk meningkatkan keterampilan teknis pekebun, guna mencapai produktivitas optimal.
Heru berharap masyarakat dan LPP-PBNU dapat bekerja sama dalam mengatasi berbagai tantangan yang dihadapi perkebunan kelapa sawit rakyat. “Kemandirian dalam pangan dan energi menjadi aspek penting untuk kesejahteraan masyarakat. Melalui kolaborasi ini, kami ingin mendorong masyarakat untuk berperan aktif dalam mengoptimalkan potensi sawit rakyat,” tambahnya.
Dalam acara tersebut, Program “Sawit Goes To Pesantren” secara resmi diluncurkan. Program ini mengedepankan peran pesantren sebagai pusat pemberdayaan ekonomi berbasis kelapa sawit. Melalui inisiatif ini, diharapkan pesantren dapat menjadi wadah pengembangan kapasitas pekebun serta memberikan edukasi kepada santri dan masyarakat sekitar terkait peluang ekonomi dari sektor kelapa sawit.
BACA JUGA: PT SMART Tbk. Gandeng Siemens Indonesia untuk Transformasi Digital di Sektor Oleokimia
Heru menekankan pentingnya hasil konkret dari Rapat Koordinasi Nasional ini dalam membangun sektor kelapa sawit yang berkelanjutan di Indonesia. Ia berharap diskusi dan kolaborasi antara pemerintah, lembaga masyarakat, dan pekebun rakyat dapat menghasilkan solusi konkret dalam meningkatkan produktivitas kelapa sawit dan memperluas ketersediaan bahan baku untuk pangan dan energi.
Dengan langkah-langkah strategis ini, Kementerian Pertanian berharap sektor kelapa sawit rakyat dapat berkontribusi lebih besar dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat serta memperkuat ketahanan pangan dan energi nasional. (T2)