InfoSAWIT SINTANG – Mengawali tahun 2025, sebanyak 93,61 ton bungkil kelapa sawit diekspor melalui Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Badau dengan nilai sekitar Rp114 juta. Ekspor ini merupakan langkah awal dari rencana pengiriman bertahap hingga Maret 2025 dengan total kapasitas sekitar 300 ton.
Kepala PLBN Badau, Wendelinus Fanu, menyebutkan bahwa aktivitas ekspor bungkil sawit kali ini dilakukan oleh PT Buana Tunas Sejahtera, sebuah perusahaan yang bergerak di bidang pertanian kelapa sawit di kawasan perbatasan Indonesia-Malaysia. Menurut Wendelinus, ekspor di awal tahun ini melanjutkan tren positif yang telah berlangsung sepanjang tahun 2024.
“PLBN Badau yang dikelola oleh Badan Nasional Pengelola Perbatasan RI terlihat lebih ramai dari biasanya. Selain peningkatan jumlah pelintas di awal tahun 2025, aktivitas kendaraan berupa truk yang mengangkut bungkil sawit untuk ekspor ke Malaysia juga semakin meningkat,” ungkap Wendelinus, dikutip InfoSAWIT dari RRI, Jumat (3/1/2025).
BACA JUGA: Pasar Kedelai Awal Tahun 2025, Harga Naik, Produksi di Brasil Diproyeksi Meningkat
Selama tahun 2024, PT Buana Tunas Sejahtera mencatat volume ekspor bungkil sawit sebesar 336,18 ton dengan nilai hampir Rp600 juta. Tren ini menunjukkan tingginya permintaan terhadap bungkil sawit, yang merupakan hasil pemrosesan inti kelapa sawit. Dalam proses pengolahan inti sawit, sekitar 45 persen dari hasilnya berupa bungkil inti sawit (BIS).
Bungkil sawit dikenal memiliki nilai nutrisi tinggi dan sering digunakan sebagai sumber pakan ternak. Dengan kandungan protein yang signifikan, bungkil ini berfungsi sebagai penguat dalam formulasi pakan, terutama untuk ternak sapi dan unggas.
BACA JUGA: Indonesia Tunda Peluncuran Kebijakan Biodiesel B40, Industri Sawit Menanti Kejelasan
Ekspor bungkil sawit dari PLBN Badau tidak hanya memberikan kontribusi ekonomi lokal, tetapi juga menegaskan peran strategis perbatasan sebagai jalur perdagangan internasional. PT Buana Tunas Sejahtera berharap pengiriman bertahap hingga Maret mendatang dapat berjalan lancar, seiring dengan upaya perusahaan memperluas pangsa pasar di Malaysia dan negara-negara tetangga lainnya. (T2)