InfoSAWIT, JAKARTA – PT Perkebunan Nusantara (PTPN) Group terus memperkuat kontribusinya dalam mendukung swasembada pangan, sejalan dengan Asta Cita Presiden Prabowo Subianto. Berbagai program strategis telah diluncurkan, termasuk inovasi berbasis kolaborasi yang berdampak luas dan berkelanjutan.
Salah satu program unggulan adalah Tanam Padi PT Perkebunan Nusantara (TAMPAN), yang memanfaatkan pola intercropping padi gogo di lahan peremajaan sawit rakyat. Program ini menargetkan luasan hingga 206 ribu hektare dalam lima tahun ke depan, dengan potensi produksi setengah juta ton gabah.
“Program ini tidak hanya mendukung kebutuhan pangan nasional, tetapi juga memberikan pendapatan tambahan bagi petani sawit,” ujar Direktur Utama Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero), Mohammad Abdul Ghani, dalam keterangan resmi dikutip InfoSAWIT, Selasa (7/1/2025).
BACA JUGA: Harga CPO KPBN Inacom Masih Withdraw Pada Senin (6/1), Harga CPO di Bursa Malaysia Menurun
Varietas padi gogo, seperti Situ Bagendit, mampu menghasilkan hingga 5,5 ton per hektare di sawah dan 4,0 ton per hektare di lahan kering. Kolaborasi dengan Kementerian BUMN, Kementerian Pertanian, dan Kementerian Koordinator Bidang Pangan memastikan program ini memiliki dampak signifikan. Berdasarkan kajian, intercropping padi gogo di lahan peremajaan sawit rakyat dapat menambah 1,1 juta ton beras nasional dari target 400 ribu hektare per tahun.
PTPN melalui PT Sinergi Gula Nusantara (SGN) juga meluncurkan Program Manis yang bertujuan memperkuat ekosistem industri gula nasional. Program ini melibatkan petani, lembaga pemerintah, perbankan, serta BUMN seperti PT Pupuk Indonesia dan Himbara (BRI, Mandiri, dan BNI).
“Program ini diharapkan meningkatkan produksi tebu sekaligus memberdayakan generasi muda melalui agripreneur tebu,” kata Ghani. Agripreneur tebu akan mengelola mini estate tebu berukuran 50-100 hektare, didukung dengan pelatihan teknis dan akses pendanaan melalui Saung Manis yang tersebar di Mojokerto, Kediri, Lumajang, hingga Bone.
BACA JUGA: Harga TBS Sawit Sumut Periode 6-14 Januari 2025 Turun Rp 35,25/Kg
Hasil nyata terlihat di kebun tebu Mangliwetan, Bondowoso, di mana produktivitas meningkat dari 76 ton menjadi 110 ton per hektare, dengan rendemen naik dari 8,14% menjadi 8,94%.
Dalam diversifikasi pangan, PTPN memanfaatkan asetnya untuk mendukung produksi susu melalui peternakan sapi perah modern. Program ini, bekerja sama dengan Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian, bertujuan meningkatkan pasokan protein hewani, mengurangi impor, dan menciptakan rantai pasok lokal yang efisien.
Komitmen PTPN Group mencakup peningkatan kesejahteraan petani, produktivitas pangan, dan ketahanan pangan nasional. “Kami terus menunjukkan peran strategis sebagai tulang punggung swasembada pangan di Indonesia,” tutup Ghani. (T2)