InfoSAWIT, CHICAGO – Kontrak berjangka gandum Chicago tidak mengalami banyak perubahan pada Kamis (30/1/2025) setelah naik 3,2% sebelumnya, didorong oleh kekhawatiran terhadap gangguan pengiriman dari Rusia, eksportir utama, yang memicu aksi beli spekulatif.
Sementara itu, harga kontrak berjangka jagung bertahan di dekat level tertinggi dalam 15 bulan terakhir yang dicapai Rabu (29/1/2025), didukung oleh kondisi kering di Argentina dan keterlambatan penanaman di Brasil, yang mengindikasikan pasokan diprediksi akan sangat ketat.
Harga kedelai mengalami sedikit penurunan setelah mencapai level tertinggi enam bulan pekan lalu.
BACA JUGA: Harga TBS Sawit Jambi Periode 31 Januari – 6 Februari 2025 Turun Rp 58,14 per Kg
Hingga sore, harga kontrak gandum paling aktif di Chicago Board of Trade turun 0,2% menjadi $5,61-1/2 per bushel, setelah mencapai puncaknya di $5,65 pada Rabu. Meskipun demikian, harga masih lebih tinggi dibandingkan level terendah tahun lalu di $5,14, mendorong spekulan yang sebelumnya memiliki posisi jual untuk mulai menutup dan mengumpulkan posisi beli.
Analis di Australian Crop Forecasters di Perth, Rod Baker, mengungkapkan bahwa pasokan di wilayah Laut Hitam semakin ketat, yang menjadi faktor utama dalam pergerakan pasar. “Spekulan mulai menutup posisi jual mereka,” ujarnya dilansir Reuters, mengindikasikan kemungkinan pergeseran pasar lebih lanjut.
Menteri Pertanian Rusia baru-baru ini memperkirakan ekspor gandum negara itu pada musim 2024/25 akan turun 20% dibandingkan tahun sebelumnya akibat cuaca buruk dan pemotongan kuota ekspor hampir 70% guna melindungi pasar domestik.
BACA JUGA: ATR BPN Pastikan Alokasi Plasma Sawit Jadi 30 Persen Saat Lakukan Pembaruan HGU
Kekhawatiran juga muncul terkait dampak musim dingin yang lebih hangat terhadap tanaman musim dingin di Rusia. Para ahli memperingatkan bahwa suhu yang lebih tinggi dapat meningkatkan kerentanan tanaman terhadap embun beku di akhir musim.
Di pasar jagung, harga turun tipis menjadi $4,94-3/4 per bushel setelah sebelumnya naik hingga $4,98, mencerminkan meningkatnya permintaan untuk gandum pakan di tengah harga jagung yang lebih tinggi.
Harga kedelai turun menjadi $10,56 per bushel, dipengaruhi oleh hujan di Argentina yang hanya memberikan sedikit bantuan bagi tanaman jagung dan kedelai yang terdampak kekeringan.
BACA JUGA: Harga CPO KPBN Inacom Naik 1,07 Persen Pada Kamis (30/1)
Ke depan, pasokan jagung global diperkirakan akan mencapai level terendah dalam satu dekade pada tahun ini, berbeda dengan stok kedelai yang melimpah seiring dengan perkiraan panen rekor Brasil, meskipun mengalami awal musim yang lambat. (T2)