InfoSAWIT, BOGOR – Pengelolaan Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit (LCPKS) menjadi topik utama dalam Public Hearing yang diselenggarakan oleh Pusat Kajian, Advokasi, dan Konservasi Alam (PUSAKA KALAM) di IPB International Convention Center, Bogor. Acara ini melihat peluang dan tantangan dalam pemanfaatan LCPKS sebagai sumber daya bernilai tinggi, baik sebagai pupuk organik cair maupun energi terbarukan.
Diskusi yang melibatkan akademisi, pemerintah, dan industri ini menekankan pentingnya teknologi dalam mengubah LCPKS dari limbah menjadi solusi bagi sektor pertanian dan energi. Beberapa mekanisme yang diusulkan termasuk penyempurnaan sistem pengolahan limbah di Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL), perbaikan pedoman teknis untuk Land Application, serta penerapan teknologi seperti Methane Capture dan Biodigester.
Meski berbagai Pabrik Kelapa Sawit (PKS) telah menerapkan metode ini, implementasinya masih terhambat regulasi yang belum sepenuhnya mendukung, terutama pasca pencabutan Kepmen LH No. 28/2003.
BACA JUGA: ANJAS Luncurkan Program Kesatria Ketapang untuk Perkuat Ketahanan Pangan di Tapanuli Selatan
Sebagai langkah strategis, PUSAKA KALAM menyusun naskah akademik berjudul Pengelolaan LCPKS Secara Optimal dan Berkelanjutan yang diharapkan menjadi dasar bagi penyempurnaan kebijakan. Public Hearing ini menjadi ajang diskusi untuk memperkaya substansi naskah sebelum diajukan sebagai rekomendasi kebijakan.
Dengan narasumber utama Dr. Ir. Basuki Sumawinata, M.Agr (Peneliti PUSAKA KALAM) dan Prof. Dr. Ir. Erliza Hambali, M.Si (Guru Besar Fakultas Teknologi Pertanian IPB University), yang mengupas pengelolaan LCPKS secara optimal.
Dari informasi yang diperoleh InfoSAWIT, Sabtu (8/2/2025), selain itu, sesi hukum dan kebijakan menghadirkan Dr. Sadino, S.H., M.H. (Pakar Hukum Kehutanan Universitas Al Azhar Indonesia) dan Dra. Harni Sulistyowati (Pengendali Dampak Lingkungan Ahli Muda, Kementerian Lingkungan Hidup RI), yang menyoroti perlunya revisi regulasi, khususnya Permen LHK RI No. 5 Tahun 2021, agar mendukung pemanfaatan LCPKS yang lebih luas.
BACA JUGA: Harga CPO KPBN Inacom Naik 1,65 Persen Pada Jumat (7/2), Harga CPO Mingguan Melonjak
Salah satu topik menarik dalam Public Hearing ini adalah Pemanfaatan Minyak dalam LCPKS untuk Produksi Sustainable Aviation Fuel (SAF). Dimas Haryo Pamungkas, S.Si., M.M., dari Indonesia Palm Oil Strategic Studies (IPOSS), mengungkapkan potensi besar LCPKS sebagai bahan baku SAF untuk industri penerbangan.
Dengan dihadiri peserta dari berbagai latar belakang, Public Hearing ini diharapkan menjadi awal dari kebijakan yang lebih progresif dalam pengelolaan LCPKS. Sinergi antara pemerintah, akademisi, dan industri menjadi kunci dalam optimalisasi LCPKS, yang tidak hanya berdampak pada keberlanjutan industri sawit, tetapi juga mendukung ekonomi sirkular dan pengurangan emisi gas rumah kaca. (T2)