InfoSAWIT, JAKARTA – Pasar minyak sawit masih diliputi ketidakpastian, namun demikian tren kenaikan harga di 2025 diprediksi masih akan tetap terjadi, namun demikian sejumlah faktor kendala akan tetap membayangi.
Pada sebuah acara seminar minyak sawit internasional yang dihadiri oleh para pelaku industri dan analis pasar, Chairman dan Managing Director TransGraph, Nagaraj Meda, memaparkan pandangannya tentang masa depan pasar minyak sawit, sebuah komoditas yang menjadi tulang punggung ekonomi banyak negara, terutama di Indonesia dan Malaysia.
Dalam presentasinya, Meda menguraikan tiga skenario yang dapat memengaruhi arah pasar minyak sawit ke depan.
BACA JUGA: Kontribusi Sawit Bagi Ketahanan Pangan & Energi Indonesia
Skenario Pertama: Risiko Tanaman Kedelai di Amerika Selatan
Meda memulai dengan skenario pertama yang berfokus pada risiko tanaman kedelai di Amerika Selatan. “Jika Indonesia melaksanakan program B40 secara penuh, dan pada saat yang sama menerapkan kebijakan ekspor minyak sawit yang lebih ketat, kita mungkin akan melihat ketegangan di pasar,” ujarnya.
Dalam skenario ini, implementasi B40 yang penuh akan meningkatkan permintaan domestik untuk minyak sawit, sementara kebijakan ekspor yang ketat dapat membatasi pasokan ke pasar internasional. Meda menekankan bahwa ketidakpastian ini dapat menciptakan fluktuasi harga yang signifikan. (T2)
Lebih lengkap baca Majalah InfoSAWIT edisi Januari 2025