InfoSAWIT, TANGERANG SELATAN – Inovasi teknologi pascapanen berbasis sumber daya lokal semakin berkembang untuk meningkatkan daya saing produk agroindustri nasional. Peneliti Ahli Utama Pusat Riset Agroindustri, Organisasi Riset Pertanian dan Pangan (OR PP) Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Ali Asgar, mengungkapkan berbagai terobosan yang dapat memperpanjang kesegaran produk pertanian dan mendukung industri ramah lingkungan.
Dalam Webinar Agroinfuture #9 bertajuk “Solusi Inovatif Teknologi Pascapanen untuk Agroindustri Modern”, Kamis (27/2), Ali memaparkan teknologi coating glossy berbasis turunan sawit yang mampu memperpanjang umur simpan buah serta aman dikonsumsi. Selain itu, nanopartikel silika biogenik dari abu boiler kelapa sawit dapat dimanfaatkan sebagai bahan rubber foam dan solid soles untuk produksi sepatu ramah lingkungan (biosneakers). “Produk hasil riset ini telah memenuhi persyaratan eco-friendly fashion footwear,” jelasnya dilansir InfoSAWIT dari laman resmi BRIN, Senin (3/3/2025).
Ali menambahkan, inovasi pascapanen juga mencakup pemrosesan, pengemasan, transportasi, distribusi, serta teknik penyimpanan dan pengeringan modern. Pemrosesan pascapanen berfokus pada otomatisasi dan peningkatan efisiensi, termasuk penggunaan mesin pemisahan dan sortasi otomatis. Sementara itu, pengemasan produk di Packing House dapat dilakukan melalui teknik pelilinan guna mengurangi kehilangan air, memperpanjang umur simpan, dan melindungi produk dari kerusakan.
BACA JUGA: Pemkab Musi Banyuasin Perkuat Daya Saing Sawit Rakyat Lewat Sertifikasi Berkelanjutan
Selain itu, teknologi penyimpanan modern bertujuan untuk menjaga mutu dan kesegaran produk, memperpanjang masa simpan, serta menjaga stabilitas harga. “Teknik penyimpanan di gudang pendingin es atau mesin pendingin menggunakan pengontrolan suhu dan kelembaban, serta teknologi pelacakan guna memastikan kualitas produk tetap terjaga,” terang Ali.
Dalam aspek pengeringan, metode instor drying diterapkan untuk mengurangi tingkat kerusakan produk seperti bawang merah, sementara smart drying digunakan dalam pengeringan bahan baku obat. Teknologi penggorengan vakum juga menjadi solusi untuk menghasilkan keripik kentang dengan kualitas tinggi.
Kepala OR PP BRIN, Puji Lestari, menekankan pentingnya inovasi pascapanen dalam meningkatkan daya saing produk pertanian dan mendukung ketahanan pangan nasional. “Teknologi pascapanen memiliki peranan strategis dalam memastikan efisiensi dan kualitas produk agroindustri, dari pengolahan hingga distribusi,” ujarnya. Ia juga menyoroti perlunya kolaborasi antara lembaga penelitian, pemerintah, dan sektor swasta guna menciptakan ekosistem inovasi yang berkelanjutan.
BACA JUGA: BUMN Perkebunan Sawit Harus Dikembangkan Dalam Rangka Mendukung Bio Energi
Senada dengan itu, Kepala Pusat Riset Agroindustri BRIN, Taufik Hidayat, menyatakan bahwa teknologi pascapanen menjadi pendukung utama bagi ekosistem swasembada pangan. “Dengan teknologi pascapanen, umur simpan komoditas dapat diperpanjang, kualitasnya diperkuat, dan nilai tambahnya meningkat,” ungkapnya. Ia berharap hasil riset ini dapat diterapkan secara luas untuk meningkatkan kesejahteraan petani serta pelaku industri agroindustri.
Dengan berbagai inovasi ini, teknologi pascapanen diharapkan mampu mendorong produktivitas dan keberlanjutan sektor agroindustri di Indonesia, sekaligus menjawab tantangan ketahanan pangan di masa depan. (T2)