InfoSAWIT, SEKADAU – Upaya mendorong praktik kelapa sawit berkelanjutan kembali diperkuat melalui peluncuran Program Pendataan dan Pemberdayaan Petani Sawit Terampil dan Berkelanjutan di Kabupaten Sekadau. Program ini merupakan kolaborasi antara PT Agro Andalan (PT AAN), Serikat Petani Kelapa Sawit (SPKS), dan PT Sinar Mas Agro Resources and Technology Tbk (SMART), dengan dukungan dari GIZ melalui proyek Sustainable Agriculture for Forest Ecosystems (SAFE).
Peluncuran program dilaksanakan di Aula Hotel Multi, Sekadau, dan dihadiri langsung oleh Bupati Sekadau, Aron SH, jajaran dinas terkait, perwakilan petani dari 16 desa, serta mitra strategis lainnya. Dalam sambutannya, Bupati Aron menyampaikan apresiasi atas sinergi berbagai pihak dalam memperkuat kapasitas petani sawit lokal.
“Percepatan pengembangan petani kelapa sawit mandiri di Kabupaten Sekadau hanya bisa terwujud jika seluruh pihak bersinergi dan berkolaborasi. Tantangan yang ada hanya bisa diatasi bersama,” tegas Aron dalam keterangan resmi diterima InfoSAWIT, Jumat (11/4/2025).
BACA JUGA: Harga CPO Tertekan Perang Dagang AS-Tiongkok, Namun CIMB Tetap Optimistis
Program ini sejalan dengan Rencana Aksi Daerah Kelapa Sawit Berkelanjutan yang tertuang dalam Peraturan Bupati Sekadau Nomor 26 Tahun 2022. Tujuannya tidak hanya memperkuat ketertelusuran (traceability) dalam rantai pasok, tetapi juga mendukung peningkatan kapasitas petani dalam menerapkan praktik budidaya terbaik atau Good Agricultural Practices (GAP), memperkuat kelembagaan petani, serta mempersiapkan mereka untuk memperoleh sertifikasi ISPO dan RSPO.
Menurut Imanuel Tibian, ESG Dept. Head PT AAN, inisiatif ini sangat strategis dalam memastikan keberlanjutan rantai pasok perusahaan. “Kami ingin menghasilkan minyak sawit yang tidak hanya berkualitas, tetapi juga bertanggung jawab secara sosial dan lingkungan. Ketertelusuran adalah bagian penting dari komitmen tersebut,” ujarnya.
Senada dengan itu, perwakilan PT SMART, Helena Lumbangaol, menegaskan bahwa program ini membantu petani pemasok buah sawit mengelola kebun mereka dengan baik, sekaligus menjamin bahwa CPO yang disalurkan PT AAN berasal dari sumber yang sah dan dikelola secara berkelanjutan. “Semua pihak mendapatkan manfaat dari proses yang lebih transparan dan berkelanjutan,” jelasnya.
BACA JUGA: Saatnya Tingkatkan Produktivitas Sawit dengan Benih Asli Bersertifikat
Sementara itu, Ketua Umum SPKS Sabarudin menekankan pentingnya kemitraan ini dalam mendukung petani swadaya menghadapi tuntutan pasar global yang kini menuntut produk sawit bebas deforestasi. “Kemitraan seperti ini penting untuk memastikan petani sawit swadaya Indonesia tetap menjadi bagian dari rantai pasok global yang berkelanjutan,” ujarnya.
Program ini dirancang untuk berjalan hingga akhir 2026, dengan harapan dapat mempercepat penerbitan Surat Tanda Daftar Budidaya (STDB) bagi petani serta menjadikan mereka lebih siap menghadapi proses sertifikasi ISPO. (T2)