InfoSAWIT, JAKARTA — Kementerian Kehutanan mengumumkan hasil pemantauan tahunan kondisi hutan nasional, yang mencatat deforestasi netto Indonesia pada tahun 2024 mencapai 175,4 ribu hektare. Meskipun angka ini menunjukkan sedikit kenaikan dibandingkan tahun sebelumnya, deforestasi masih berada di bawah rata-rata dekade terakhir, menandakan efektivitas sejumlah kebijakan pengendalian hutan.
Pemantauan dilakukan secara menyeluruh terhadap 187 juta hektare daratan Indonesia, baik kawasan hutan maupun non-hutan, menggunakan citra satelit Landsat yang disediakan oleh Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Dari hasil pemantauan, total luas lahan berhutan tercatat sebesar 95,5 juta hektare atau setara 51,1% dari total daratan, dengan sekitar 91,9% berada dalam kawasan hutan.
“Mayoritas deforestasi bruto terjadi di hutan sekunder, mencapai 200,6 ribu hektare atau 92,8%, dan sebagian besar berada di dalam kawasan hutan,” catat Kementerian Kehutanan dalam keterangan resmi diperoleh InfoSAWIT, Rabu (16/4/2025). Deforestasi bruto tahun ini mencapai 216,2 ribu hektare, namun berhasil ditekan melalui reforestasi seluas 40,8 ribu hektare.
BACA JUGA: Belajar dari yang Sudah Sukses, Pengurus KUB PMPL Lakoni Study Banding ke Tanah Kuning
Untuk mengimbangi laju kehilangan hutan, pemerintah melaksanakan program Rehabilitasi Hutan dan Lahan (RHL) seluas 217,9 ribu hektare. Angka ini mencakup 71,3 ribu hektare di dalam kawasan hutan dan 146,6 ribu hektare di luar kawasan, dengan pendanaan bersumber dari APBN maupun non-APBN.
“Dalam sepuluh tahun terakhir, rata-rata rehabilitasi mencapai 230 ribu hektare per tahun. Ini menjadi tolok ukur penting dalam pengurangan deforestasi dan peningkatan tutupan lahan, termasuk dalam bentuk agroforestry,” lanjut keterangan resmi kementerian.
Sejumlah kebijakan turut mendukung penurunan deforestasi, antara lain pengendalian kebakaran hutan, pembatasan izin baru di hutan alam primer dan lahan gambut, serta penegakan hukum kehutanan. Langkah-langkah ini juga menjadi bagian integral dari target Indonesia FOLU Net Sink 2030, yaitu mencapai keseimbangan emisi dan serapan karbon di sektor kehutanan.
BACA JUGA: Harga CPO KPBN Inacom Kembali Turun pada Selasa (15/4), Demikian Juga di Bursa Malaysia
Dengan tren yang mulai terkendali, Kementerian Kehutanan berharap langkah-langkah strategis yang telah dilakukan dapat memperkuat komitmen Indonesia dalam menjaga keberlanjutan hutan dan berkontribusi dalam mitigasi perubahan iklim global. (T2)