InfoSAWIT, CANBERRA — Harga gandum berjangka di Bursa Chicago (CBOT) kembali melemah untuk hari kedua berturut-turut pada Selasa (15/4), dipicu oleh prakiraan cuaca yang lebih baik di wilayah sabuk gandum Amerika Serikat serta penurunan harga gandum di pasar Eropa dan Rusia.
Sementara itu, harga jagung mencatat kenaikan tipis dan kedelai mengalami sedikit penurunan, meski keduanya masih berada di dekat level tertinggi tujuh minggu yang dicapai pada Senin. Ketiga komoditas utama ini mendapatkan dukungan dari pelemahan dolar AS, yang membuat produk pertanian AS menjadi lebih kompetitif di pasar internasional.
Indeks dolar AS saat ini berada mendekati titik terendah tiga tahun, dipengaruhi oleh kebijakan tarif Presiden AS Donald Trump yang mengguncang pasar global.
BACA JUGA: Harga TBS Sawit Plasma Riau Periode 16-22 April 2025 Merosot Rp117,17 Per Kg
Dilansir Reuters, kontrak gandum paling aktif di CBOT turun 0,1% menjadi US$5,46-3/4 per bushel pada pukul 03:53 GMT, setelah sebelumnya menyentuh US$5,56-3/4 pada Jumat lalu, level tertinggi sejak 24 Maret.
Untuk komoditas lain, kedelai pengiriman Mei turun 0,5% menjadi US$10,36-3/4 per bushel, sedikit di bawah puncaknya pada Senin sebesar US$10,49-1/2. Sedangkan jagung pengiriman Juli naik 0,2% ke US$4,93-1/2 per bushel, setelah sempat mencapai US$4,97-1/2 pada Senin.
Prakiraan cuaca memperkirakan hujan yang sangat dibutuhkan akan turun di kawasan US Plains pada pekan depan, serta di wilayah pertanian utama di Prancis dan Jerman. Meski begitu, laporan Departemen Pertanian AS (USDA) pekan lalu menyebut sekitar 32% tanaman gandum musim dingin AS masih terdampak kekeringan per 8 April — naik signifikan dibanding 15% pada periode yang sama tahun lalu.
BACA JUGA: DPR Dukung Co-Firing di PLTU: Cara Baru Kurangi Emisi dan Atasi Sampah
Dalam laporan perkembangan tanaman mingguan yang dirilis Senin, USDA menilai 47% tanaman gandum musim dingin berada dalam kondisi baik hingga sangat baik, turun sedikit dari 48% pada minggu sebelumnya.
Di Eropa, harga gandum kontrak Mei di bursa Euronext turun ke level terendah dalam setahun pada Senin. Sementara itu, harga ekspor gandum Rusia juga melemah, seiring membaiknya kondisi cuaca untuk musim tanam baru, menurut laporan analis.
“Kami memperkirakan harga akan naik dalam setahun ke depan,” kata analis Commonwealth Bank, Dennis Voznesenski, seraya menambahkan bahwa stok akhir yang rendah di negara-negara eksportir utama akan memberikan dukungan terhadap harga.
BACA JUGA: Kemenperin Dorong Hilirisasi Sawit Lewat Gula Merah, Gandeng PalmCo dan Koperasi Gerak Nusantara
Di sisi ekspor, pengiriman gandum dan jagung dari AS tetap kuat. USDA melaporkan volume inspeksi ekspor mingguan kedua komoditas tersebut melampaui perkiraan analis.
Namun, perdagangan kedelai AS dengan China masih tertutup untuk saat ini. Para pelaku pasar berharap ada terobosan negosiasi yang dapat membuka peluang ekspor ke pasar lain. (T2)