InfoSAWIT– JAKARTA – Dewan Negara-Negara Penghasil Minyak Sawit (CPOPC) akan kembali menggelar International Smallholders Workshop (ISW) pada 2–3 Mei 2025 mendatang di Johor Bahru, Malaysia. Workshop internasional yang bertajuk “Breaking Barriers in Achieving Targeted Yield: Driving Success Through Oil Palm Replanting and GAP Adoption” ini diharapkan menjadi momentum penting dalam menjawab tantangan produktivitas yang dihadapi petani sawit kecil (smallholders) di berbagai negara.
Dalam keterangannya yang diterima InfoSAWIT, Selasa (22/4/2025), Sekretariat CPOPC menekankan bahwa petani kecil memegang peran vital dalam industri sawit global, namun hingga kini masih bergulat dengan berbagai tantangan mulai dari stagnasi hasil panen, rendahnya tingkat peremajaan (replanting), tekanan keberlanjutan, hingga akses pasar yang terbatas.
“ISW 2025 hadir sebagai platform untuk menyatukan pembuat kebijakan, pelaku industri, peneliti, LSM, hingga perwakilan petani kecil guna berdialog, berbagi solusi inovatif, serta mendorong praktik budidaya berkelanjutan melalui penerapan Good Agricultural Practices (GAP),” catat penyelenggara.
BACA JUGA: Konawe Utara Tetapkan Sawit Berkelanjutan, Langkah Nyata Lewat Kebijakan RAD
ISW merupakan bagian dari Smallholders Outreach Program (SOP) yang diluncurkan CPOPC sejak 2019 sebagai program unggulan untuk meningkatkan kesejahteraan petani sawit kecil dan memperkuat kolaborasi lintas negara. Pada tahun ini, ISW 2025 akan digelar dalam format hybrid, menggabungkan lokakarya daring dan pertemuan langsung, termasuk kunjungan lapangan di Johor Bahru.
Kegiatan ini akan membahas strategi peningkatan produktivitas melalui peremajaan tanaman sawit dan adopsi GAP secara luas. Berbagai skema replanting di Indonesia dan Malaysia, inisiatif keberlanjutan, hingga pembelajaran dari petani di Honduras, Papua Nugini, dan Thailand akan dikupas oleh para ahli dalam sesi diskusi.
Salah satu agenda utama adalah kunjungan lapangan yang dirancang untuk memberi pemahaman praktis kepada petani mengenai implementasi GAP, didampingi langsung oleh pelaku industri terkemuka di Johor Bahru.
BACA JUGA: Pasar Sawit Global Masih Diskriminatif
Peserta yang hadir mencakup perwakilan dari negara anggota, negara pengamat, serta negara tamu. Sekitar 40 peserta akan hadir secara langsung, termasuk dari Indonesia, Malaysia, Honduras, dan Papua Nugini, sementara peserta lain dijadwalkan bergabung secara daring melalui platform Zoom.
Dengan pendekatan kolaboratif dan berbasis ilmu pengetahuan global, ISW 2025 diharapkan mampu memperkuat ketahanan dan inklusivitas petani kecil serta mendorong masa depan industri sawit yang berkelanjutan. (T2)