InfoSAWIT, MUMBAI – Setelah lima bulan menahan pembelian, India mulai kembali meningkatkan impor minyak sawit mentah (CPO) sejak awal April 2025. Penurunan harga yang membuat minyak sawit lebih murah dibandingkan minyak kedelai mendorong para pelaku industri penyulingan untuk kembali melakukan pemesanan guna mengisi kembali stok yang menipis.
“India sempat menahan pembelian karena harga minyak sawit terlalu tinggi. Tapi kini, karena lebih murah dari minyak kedelai, pemesanan kembali dilakukan,” ujar Sandeep Bajoria, CEO dari Sunvin Group, sebuah perusahaan pialang minyak nabati, dilansir InfoSAWIT dari Reuters, Kamis (24/4/2025).
Saat ini, harga CPO untuk pengiriman Mei ke India ditawarkan sekitar USD 1.050 per ton (termasuk biaya, asuransi, dan pengangkutan/CIF), sementara harga minyak kedelai mentah berada di kisaran USD 1.100 per ton.
BACA JUGA: Harga CPO KPBN Inacom Meningkat Pada Rabu (23/4), Harga Minyak Sawit di Bursa Malaysia Naik
India—yang merupakan importir minyak sawit terbesar di dunia—telah memangkas pembelian sejak Desember 2024 lalu, ketika selisih harga antara minyak sawit dan minyak kedelai melewati angka USD 100. Selama periode Desember hingga Maret, total impor minyak sawit India hanya mencapai 1,57 juta ton, atau rata-rata sekitar 384.712 ton per bulan. Angka ini jauh lebih rendah dibandingkan rerata bulanan 750.000 ton selama tahun pemasaran yang berakhir pada Oktober 2024.
Namun kondisi itu diprediksi akan berubah. Menurut para pelaku industri, impor minyak sawit India pada April diperkirakan mencapai 350.000 ton, dan akan meningkat menjadi lebih dari 500.000 ton pada Mei, serta melampaui 600.000 ton di bulan Juni. Bahkan untuk periode Juli hingga September, volume bulanan diprediksi bisa kembali menembus angka 700.000 ton.
“Stok di dalam negeri menyusut akibat rendahnya impor dalam beberapa bulan terakhir. Kini penyuling perlu kembali mengisi cadangan,” ungkap Rajesh Patel, mitra pengelola di GGN Research, perusahaan dagang minyak nabati.
BACA JUGA: Kembali Cetak Laba, SSMS Fokus Perkuat Fundamental dan Pertumbuhan Jangka Panjang
India memperoleh minyak sawit utamanya dari Indonesia dan Malaysia. Sementara untuk minyak kedelai dan minyak bunga matahari, negara ini bergantung pada pasokan dari Argentina, Brasil, Rusia, dan Ukraina.
Kenaikan permintaan dari India ini diperkirakan akan memberi dukungan terhadap harga kontrak berjangka minyak sawit Malaysia, yang sepanjang 2025 telah melemah hampir 10 persen.
Data resmi impor India untuk bulan April akan dipublikasikan oleh Solvent Extractors’ Association of India (SEA) pada pertengahan Mei. (T2)