InfoSAWIT, JAKARTA – Munculnya tuntutan regulasi ketat Uni Eropa terkait Deforestation-Free Regulation (EUDR), Indonesia terus berupaya memastikan bahwa data produksi komoditas, terutama kelapa sawit, kopi, karet, dan kakao, dapat memenuhi standar internasional. Project Director Sustainability PT Surveyor Indonesia, Martinus Haryo Sutejo menyatakan tantangan besar dalam pengelolaan data yang melibatkan berbagai pemangku kepentingan.
“Kondisi saat ini tidak mudah untuk ditangkap dan diharmonisasi. Kami bekerja dengan banyak pihak, termasuk perusahaan dan kementerian, untuk memastikan informasi yang tersedia akurat dan dapat dipercaya,” ujar Martinus.
Salah satu tantangan utama adalah perbedaan sistem pencatatan data di berbagai kementerian dan lembaga. Pemerintah Indonesia kini tengah merancang sistem berbasis blockchain untuk transparansi dan ketertelusuran data. Namun, tidak semua pemangku kepentingan siap mengadopsi teknologi ini. Sebagai solusi jangka pendek, pemerintah mengembangkan dashboard berbasis data sebagai platform integrasi komoditas.
BACA JUGA: Gubernur Sulbar Ancam Tempuh Jalur Hukum atas Dugaan Penyimpangan Pajak Perusahaan Sawit
“Kami tengah mempersiapkan sistem ini dengan Kementerian Pertanian agar semua kriteria dapat terpenuhi. Sebagai pemerintah, kami bukan sekadar ingin mematuhi berbagai sistem, tetapi lebih kepada memastikan bahwa data yang kami berikan benar dan dapat digunakan untuk kepentingan nasional dan internasional,” jelas Martinus.
Tantangan berikutnya adalah ketidakpastian data produksi komoditas nasional. Saat ini, terdapat perbedaan signifikan antara data yang digunakan oleh berbagai organisasi internasional dan realitas di lapangan. Sebagai contoh, perkiraan luas perkebunan kelapa sawit Indonesia yang dilaporkan oleh beberapa pihak internasional jauh lebih rendah dibandingkan dengan hasil pemetaan terbaru yang dilakukan oleh pemerintah dan sektor terkait.
“Kami menemukan bahwa data produksi kelapa sawit nasional bisa jauh lebih tinggi dibandingkan yang dilaporkan selama ini. Jika hanya mengandalkan informasi dari organisasi tertentu, kita bisa kehilangan gambaran yang lebih besar. Oleh karena itu, penting untuk menerapkan sistem multipelatform yang memungkinkan semua data tervalidasi dengan baik,” tambahnya.