InfoSAWIT, NEW DELHI — India kembali menggencarkan impor minyak sawit setelah lima bulan mengalami penurunan, menyusul melemahnya harga minyak sawit mentah (CPO) di pasar global. Penurunan harga ini membuat minyak sawit kembali lebih kompetitif dibandingkan minyak nabati lain, khususnya minyak kedelai.
Harga minyak sawit berjangka di Malaysia, yang menjadi tolok ukur global, telah anjlok hampir 10% sejak awal tahun 2025. Kondisi ini mendorong perusahaan penyulingan di India untuk kembali menempatkan pesanan baru guna mengisi ulang cadangan domestik mereka yang menipis.
“Sebelumnya, perusahaan-perusahaan India menghentikan pembelian minyak sawit karena harganya terlalu tinggi,” ujar Sandeep Bajoria, CEO Sunvin Group, perusahaan pialang minyak nabati, dilansir Reuters. “Namun sekarang, karena minyak sawit lebih murah daripada minyak kedelai, para penyuling kembali aktif melakukan pembelian.”
BACA JUGA: PTPN Tanam Pohon Bersama BAKN DPR RI, Dukung Masa Depan Hijau Lewat Program 1 Juta Pohon
Saat ini, harga CPO untuk pengiriman bulan Mei ke India diperkirakan sekitar USD 1.050 per ton (termasuk biaya, asuransi, dan pengiriman), sementara minyak kedelai mentah berada di kisaran USD 1.100 per ton. Selisih harga inilah yang membuat minyak sawit kembali menarik bagi importir India.
Sejak Desember 2024, ketika selisih harga antara minyak sawit dan minyak kedelai melebihi USD 100 per ton, impor minyak sawit India tercatat menurun signifikan. Dalam periode Desember hingga Maret, total impor hanya mencapai 1,57 juta ton, atau rata-rata 384.700 ton per bulan. Untuk April, diperkirakan pengiriman mencapai sekitar 350.000 ton.
Sebagai perbandingan, selama tahun pemasaran yang berakhir Oktober 2024, rata-rata bulanan impor minyak sawit India mencapai lebih dari 750.000 ton, menurut data Asosiasi Ekstraktor Pelarut India. Data resmi impor bulan April dijadwalkan akan dirilis pada pertengahan Mei.
BACA JUGA: Nasib Buruh Sawit di Negeri Penghasil Terbesar: Janji Sejahtera yang Masih Menggantung
Namun, dengan tren harga yang lebih kompetitif, proyeksi impor ke India diperkirakan meningkat signifikan. Para pelaku pasar memperkirakan impor akan mencapai lebih dari 500.000 ton pada Mei, 600.000 ton pada Juni, dan dapat kembali menembus 700.000 ton per bulan pada periode Juli hingga September.